Salin Artikel

136 Anak di Surabaya Terinfeksi HIV, Ini Upaya yang Dilakukan Dinkes

Dari 136 anak tersebut, 55 orang di antaranya memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Surabaya. Sementara 81 lainnya memiliki KTP non Surabaya.

"Mulai awal tahun hingga Februari 2023 ini, belum ada penemuan dan pelaporan kasus baru HIV pada anak di Surabaya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis (23/2/2023).

Ia menjelaskan, HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV ditularkan melalui perilaku berganti-ganti pasangan seksual dan berganti penggunaan jarum suntik yang tidak steril.

Jika tidak diobati, HIV bisa memburuk dan berkembang menjadi AIDS. Virus ini tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

"Pada anak-anak juga telah ditemukan kasus HIV. Kok bisa? Penularan virus HIV yang terjadi pada anak ini dikarenakan transmisi vertikal yaitu penularan melalui ibunya yang telah terinfeksi virus HIV. Penularan bisa terjadi selama kehamilan, saat persalinan dan ketika menyusui," ujar Nanik.

Menurutnya, indikasi terjadinya risiko penularan HIV pada anak disebabkan oleh kurangnya kepatuhan minum obat ARV bagi ibu yang telah terinfeksi HIV. Selain itu, tidak adanya dukungan dari pasangan atau keluarga.

Nanik memastikan, Dinkes Surabaya terus berupaya mencegah penularan dan menekan angka kasus HIV di Kota Surabaya.

Pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya promotif preventif untuk menekan kasus HIV ini.

Adapun upaya penanganan terhadap anak-anak yang telah terinfeksi HIV itu di antaranya melakukan pemberian pengobatan ARV gratis, pemeriksaan early infant diagnose bagi bayi usia minimal enam minggu, pendampingan, konseling, dan kunjungan rumah (homecare) untuk memperkuat kondisi psikologis pasien.

Serta, pemberian dukungan PMT susu untuk mempertahankan kondisi kesehatan dan meningkatkan imunitas.

"Termasuk penguatan konseling oleh dokter atau psikolog di layanan HIV baik bagi pasien, pasangan pasien dan/atau keluarganya," ujar Nanik.

Sedangkan upaya pencegahan promotif preventif, dinkes memberikan edukasi tentang pencegahan HIV pada kelas ibu hamil, pemberian edukasi tentang pencegahan HIV pada remaja (siswa SMP dan SMA), pemberian edukasi tentang pencegahan HIV pada calon pengantin, dan memperluas akses testing HIV pada seluruh puskesmas dan rumah sakit.

Pihaknya juga memperluas akses pengobatan HIV pada puskesmas dan rumah sakit, serta penguatan terhadap kader tentang pencegahan HIV.

Kemudian, dinkes juga memberikan imbauan dan tips bagi seluruh orangtua agar terhindar dari virus HIV. 

Kemudian untuk para penderita HIV juga diminta meningkatkan kepatuhan mengonsumsi obat ARV seumur hidup melalui pendampingan intensif oleh Manajer Kasus (Kader Pendamping).

"Dinkes juga terus melakukan skrining HIV secara rutin setiap tiga bulan sekali apabila berperilaku berisiko menularkan virus HIV. Kami juga meminta ada keterbukaan terhadap pasangan terkait status HIV-nya, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan untuk menurunkan risiko penularan baru," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/23/180123778/136-anak-di-surabaya-terinfeksi-hiv-ini-upaya-yang-dilakukan-dinkes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke