Salin Artikel

Kesaksian Subardo Saat Helikopter Kapolda Jatim Mendarat di Dekat Rumahnya: Ranting, Atap Beterbangan

Menurut Subardo, petang itu dia melihat ada helikopter terbang rendah di kawasan rumahnya yang terletak tak jauh dari Lapangan Rejotangan.

"Heli itu terbang dari ujung lapangan bolak-balik dari ujung sana ke sini lagi. Pikiran saya, heli mau turun ke situ," tambah Subardo, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/2/2023).

Subardo bercerita, banyak ranting-ranting pohon beterbangan saat helikopter terbang rendah.

Lama-kelamaan, atap rumahnya pun ikut beterbangan. Apalagi, lanjut Subardo, atap rumahnya berbahan asbes sehingga mudah terbang saat ditiup angin kencang.

"Helinya di atas rumah, ranting pohon berterbangan dan atap teras, garasi hancur," ujar dia.

Ketika itu, Subardo panik dan memutuskan berlari menjauh.

"Saya panik karena atap goyang-goyang terus, lari masuk ke ruang belakang," kata dia.

Setelah heli mendarat sempurna, Subardo kembali keluar melihat situasi.

Subardo melihat sembilan penumpang turun dari heli, semua dalam kondisi baik-baik saja.

"Rombongan Pak Kapolda ada sembilan, empat di antaranya ibu-ibu," ujar Subardo.

Kapolda menghampiri

Menurutnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto langsung turun dari heli, menuju rumahnya dan menanyakan kondisi pemilik rumah.

"Setelah turun dari heli, Pak Kapolda langsung menuju kemari. Beliau menanyakan, apa ada yang luka-luka," terang Subardo.

Dia dan keluarganya tidak mengungsi karena kerusakan hanya pada bagian atap dan garasi.

Kasi Humas Polres Tulungagung Iptu Mohammad Anshori memastikan kerusakan rumah akibat pendaratan helikopter yang membawa Kapolda jatim akan ditanggung oleh pihak kepolisian.

"Seluruh biaya perbaikan ditanggung Polres Tulungagung," ujar Anshori.

Sejumlah anggota Polisi-TNI serta warga juga bergotong royong memperbaiki atap rumah warga yang rusak. Atap yang hancur maupun pecah, diganti dengan atap yang baru.

Ansori menjelaskan, helikopter yang ditumpangi rombongan Kapolda Jawa Timur tersebut, dalam kondisi layak terbang.

"Helikopter tersbut layak terbang, dan sebelumnya sudah dicek oleh tim teknisi," terang dia.

Helikopter tersebut tidak mengalami gangguan mesin maupun teknis lainnya. Pendaratan darurat dilakukan karena menghindari cuaca buruk.

"Tidak ada gangguan pada mesin, pendaratan darurat karena cuaca saat itu buruk, sehingga berisiko untuk penerbangan," ujar Anshori.

Mendarat di Tulungagung

Diketahui, helikopter yang ditumpangi rombongan Kapolda Jawa Timur mendarat darurat di lapangan Rejotangan Tulungagung, Rabu (22/2/2023) petang.

Pendaratan dilakukan, karena kondisi cuaca di wilayah Tulungagung buruk.

Semua penumpang selamat tanpa mengalami luka. Kemudian Kapolda Jawa Timur serta rombongan melanjutkan perjalanan jalur darat, lewat Kabupaten Blitar lanjut ke Surabaya.

"Atas pendaratan darurat tersebut, semua penumpang selamat, kondisi baik-baik saja, kemudian perjalanan dilanjut melalui jalur darat," terang Anshori.

Setelah sempat menginap semalam usai pendaratan darurat akibat cuaca buruk, helikopter yang mengangkut rombongan Kapolda Jawa Timur kembali mengudara.

Helikopter Polri jenis Agusta Wesland AW-169 tersebut, diterbangkan dari lapangan Rejotangan memuju Surabaya Kamis (23/02/2023) pagi.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/23/175049378/kesaksian-subardo-saat-helikopter-kapolda-jatim-mendarat-di-dekat-rumahnya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com