Salin Artikel

Minibus Terbakar di SPBU Petahunan Lumajang, Diduga Selesai Kulak BBM Bersubsidi

Kejadian bermula saat minibus dengan nomor polisi N1052 YV yang dikendarai S, warga Kecamatan Senduro, parkir di halaman SPBU setelah mengisi bahan bakar minyak (BBM).

Salah seorang saksi mata, Wahida mengatakan, mobil itu sempat parkir sekitar 10 menit di halaman SPBU. Tiba-tiba, terdengar suara ledakan dari belakang mobil.

Api langsung membumbung tinggi setelah ledakan terdengar. Pemilik mobil langsung berusaha memadamkan api dibantu petugas SPBU.

Namun, api tetap berkobar karena mobil itu dipenuhi BBM yang baru saja diisi di SPBU tersebut.

"Saya kira itu suara ban truk meletus, lah kok ramai di depan toko ternyata mobil terbakar," kata Wahida di lokasi kejadian, Rabu.

Saat api belum berhasil dipadamkan, mobil itu tiba-tiba melaju ke arah jalan raya dan nyaris menabrak sebuah toko di seberang jalan. Warga berusaha menghentikan laju mobil dengan peralatan seadanya.

"Tiba-tiba jalan ke sini (toko), ya takut apinya kayak gitu, anak-anak juga di dalam. Sama orang-orang tadi coba dihentikan pakai apa aja, galon, bangku, sama cor-coran," tambahnya.

Api baru bisa dipadamkan satu jam kemudian setelah sebuah truk pemadam kebakaran tiba di lokasi.

Menurut Wahida, S baru saja mengisi bensin di SPBU itu usai mengantar anak ke sekolah. Diduga, mobil itu baru saja mengisi BBM subsidi menggunakan jeriken dan parkir sebentar untuk kemudian antre lagi.

"Biasanya itu nyedot di (SPBU) Sentul, ini tadi habis ngantar anaknya sekolah lalu beli di sini. Kayaknya parkir itu mau antre lagi tapi malah kebakar," jelasnya.


Pengawas SPBU periksa CCTV

Sementara, Pengawas SPBU Petahunan Sri Wahyuni membantah mobil yang terbakar membeli BBM Subsidi menggunakan jeriken.

Menurutnya, mobil itu hanya mengisi BBM satu kali dengan nominal Rp 350.000 atau 35 liter.

Namun, Sri akan memeriksa kamera CCTV dan rekaman data pengisian BBM mobil itu.

"Tapi ada temuan itu kita akan cek juga di Telkom dan cctv kami. Karena kan tidak boleh isi pakai jeriken," terang Sri.

Sementara, Petugas Pemadam Kebakaran Supriono menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Pemilik mobil harus dilarikan ke Puskesmas Labruk akibat luka bakar di pergelangan tangan kanan.

Menurut Supri, penyebab kebakaran diduga karena ada hubungan pendek arus listrik yang menyulut jeriken berisi BBM.

"Dugaan sementara ada konsleting listrik, kerugian belum bisa kita hitung karena memang habis semua termasuk tiga jeriken yang berisi BBM dan dompet korban beserta uang di dalamnya," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/15/102715378/minibus-terbakar-di-spbu-petahunan-lumajang-diduga-selesai-kulak-bbm

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com