Salin Artikel

Telaga Sarangan, Tempat Wisata di Magetan yang Berbalut Mitos dan Legenda

KOMPAS.com - Telaga Sarangan atau Telaga Pasir adalah salah satu tempat wisata di Magetan yang cukup populer bagi wisatawan lokal.

Letak Telaga Sarangan berada di lereng Gunung Lawu, tepatnya masuk ke wilayah Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Lokasi Telaga Sarangan berjarak sekitar 16 kilometer arah barat atau sekitar 30 menit apabila ditempuh dari Kecamatan Magetan Kota.

Suasana di sekitar telaga ini sangat sejuk karena berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, dengan suhu antara 15-20 derajat celcius.

Adapun luas dari Telaga Sarangan adalah sekitar 30 hektar dengan kedalaman mencapai 28 meter.

Wisata di Telaga Sarangan

Dilansir dari Kompas.com (1/6/2022), di sekitar Telaga Sarangan banyak ditemukan atraksi wisata seperti speedboat, becak air, menunggang kuda, hingga area wisata kuliner.

Wisatawan bisa mencicipi sajian khas seperti sate kelinci dan kudapan emping melinjo.

Ada pula penduduk lokal yang menjajakan buah tangan berupa kerajinan dari anyaman bambu dan kerajinan dari kulit.

Aktivitas wisata di Telaga Sarangan bisa diakses dari pukul 07.00-17.00 WIB dengan harga tiket masuk sebesar Rp 20.000 untuk dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak.

Adapun tarif masuk bagi kendaraan roda dua atau motor sebesar Rp 2.500, mobil Rp 5.000, dan bus Rp 10.000.

Tarif masuk tersebut di luar tarif parkir kendaraan yang bervariasi seperti motor sekitar Rp 2.000, mobil sekitar Rp 5.000, dan bus sekitar Rp 10.000.

Mitos di Telaga Sarangan

Dilansir dari Kompas.com (4/6/2022), masyarakat di sekitar Telaga Sarangan mempercayai sebuah mitos soal pasangan kekasih yang akan putus jika bercinta di dekat ke Telaga Sarangan.

Pasangan kekasih tersebut akan putus karena terkena kutukan dari pengaruh gaib di tempat tersebut.

Namun lantaran hanya sekadar mits, ada pasangan yang memang putus tak lama setelah kembali dari Telaga Sarangan, namun ada pula yang tetap langgeng hingga berlanjut ke jenjang pernikahan.

Legenda di Telaga Sarangan

Selain mitos tersebut, ada juga legenda terkait keberadaan sebuah pulau di tengah Telaga Sarangan.

Masyarakat setempat percaya bahwa pulau tersebut keramat karena dihuni sosok leluhur yaitu Kyai Pasir dan Nyai Pasir.

Diceritakan bahwa Kyai Pasir dan Nyai Pasir adalah sosok suami istri yang belum diberikan momongan meskipun telah lama berumah tangga.

Keduanya kemudian bersemedi agar Sang Hyang Widhi memberi mereka keturunan.

Tak lama, doa Kyai Pasir dan Nyai Pasir dikabulkan dengan lahirnya bayi laki-laki bernama Joko Lelung.

Karena usia menua dan pekerjaan berladang terasa sangat berat, Kyai Pasir dan Nyai Pasir kembali meminta agar Sang Hyang Widhi memberi mereka kekuatan.

Sang Hyang Widhi kemudian memerintahkan mereka meka memakan telur yang ada di dekat ladang.

Namun hal aneh terjadi setelah Kyai Pasir dan Nyai Pasir memakan telur tersebut karena perut mereka panas dan tubuh mereka mulai terasa gatal.

Ternyata telur tersebut membuat Kyai Pasir dan Nyai Pasir berubah menjadi naga, dan tempat mereka berguling-guling menjadi cekungan berisi air yang sekarang menjadi Telaga Sarangan.

Sementara berkat doa Joko Lelung, naga jelmaan Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang berniat menenggelamkan Gunung Lawu kemudian berubah menjadi makhluk tak kasat mata.

Sementara dilansir dari laman Kemendikbud, masyarakat kemudian mempercayai bahwa Kyai Pasir dan Nyai Pasir masih menunggui Telaga Sarangan dan meminta tumbal.

Oleh karenanya, setiap tahun diadakan Larung Tumpeng Sesaji agar penunggu telaga itu pada tiap Jumat Pon di Bulan ruwah, sesuai Kalender Jawa.

Selain itu, Larung Tumpeng Sesaji juga dilakukan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas berkah yang diberikan dan memohon agar Telaga Sarangan tetap lestari dan warganya mendapat kemakmuran.

Sumber:
sarangan.magetan.go.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
kompas.com (Penulis : Desi Intan Sari | Editor : Nabilla Tashandra, Anggara Wikan Prasetya)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/14/071000978/telaga-sarangan-tempat-wisata-di-magetan-yang-berbalut-mitos-dan-legenda

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com