Salin Artikel

Jembatan Bambu Wisata Kampung Anggrek di Kota Batu Ambrol, Akses Warga Terhambat

BATU, KOMPAS.com - Jembatan bambu wisata Kampung Anggrek di RT 01 RW 17 Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur, ambrol pada Minggu (12/2/2023) sekitar pukul 10.30 WIB. Diduga, jembatan itu ambrol karena tanah penyangga jembatan sudah jenuh.

Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Suhartono mengatakan, jembatan yang ambrol merupakan penghubung akses antara RT 01 dan RT 02 dengan panjang 15 meter dan lebar 2 meter.

Sedangkan, berdasarkan data Pusdalops BPBD Kota Batu, untuk penyangga atau plengsengan yang ambrol memiliki ketinggian sekitar 8 meter dan lebar 10 meter.

"Sebenarnya ada satu jembatan lagi yang tidak jauh lokasinya dari jembatan bambu yang ambrol, itu sudah bangunan permanen, sehingga peristiwa itu warga tidak terisolir, hanya saja jembatan bambu yang ambrol itu aksesnya memang lebih cepat," kata Suhartono pada Senin (13/2/2023).

Saat kejadian itu berlangsung, kondisi di lokasi kejadian sedang hujan dengan intensitas tinggi. Akibat kejadian tersebut, aliran air dari salah satu rumah warga terputus.

Selain itu, akibat adanya kejadian tersebut, terdapat satu rumah warga dengan posisi menggantung. Rumah itu dekat dengan bibir sungai.

"Tapi aliran air sudah tersambung lagi, kemudian hari ini (Senin 13/2/2023), warga juga melakukan kerja bakti pembersihan material jembatan bambu, kita juga beri bantuan terpal untuk dipasang di sekitar plengsengan supaya ketika hujan tidak menggerus tanah," katanya.

Kalaksa BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menyampaikan, pihaknya akan segera membenahi plengsengan yang ambrol. Sedangkan untuk tindakan terkait pembenahan jembatan menjadi kewenangan dari dinas terkait.

"Nanti bertahap kita lakukan rehab rekon (rekondisi) untuk membangun plengsengannya, masih kita hitung. Kalau misal memang ada rumah yang menggantung, nanti kan ikut terbangun juga plengsengannya. Untuk pembangunan jembatan itu masih dikaji antara Dinas PUPR atau Dinas Perumahan," katanya.

"Harapan, segera dapat direalisasikan pembangunan jembatan ini, karena menghubungkan akses dari warga RT 01 dan 02, juga ke tempat ibadah," katanya.

Menurutnya, akses jembatan tersebut penting karena juga untuk mendukung fasilitas pariwisata di lokasi itu.

"Harapannya segera dapat direalisasikan karena ini hubungannya dengan wisata Kampung Anggrek Mandiri di sini. Misal ada tamu yang berkunjung, tapi kondisi jembatannya seperti itu, ya kita malu karena wisata ini sudah booming, dan otomatis aktivitas warga terganggu," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/13/162413678/jembatan-bambu-wisata-kampung-anggrek-di-kota-batu-ambrol-akses-warga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com