Salin Artikel

Putranya Meninggal Saat Hadiri Peringatan 1 Abad NU, Mustain: Dia Bilang Ingin Pakai Kopiah Saya

Sebelum meninggal, pemuda itu diketahui sempat melaksanakan shalat Zuhur sebagai imam, di sebuah musala di wilayah Tanggulangin, Sidoarjo.

Ardi merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sepeninggal ibunya dua tahun lalu, Ardi tinggal bersama Mustain, sang ayah, dan tiga saudaranya di Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang.

Pamit hadiri acara 1 Abad NU

Mustain, ayah Ardi menuturkan, pada Senin (6/2/2023) petang, anak keduanya itu pamit untuk menghadiri acara resepsi 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. 

Karena mengetahui anaknya sudah sering mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan NU, Mustain pun mengizinkan anaknya berangkat ke Sidoarjo. 

“Pamitnya mau ke acara Harlah NU di Sidoarjo. Saya izinkan, karena memang anaknya sudah sering ikut kegiatan-kegiatan,” katanya saat ditemui Kompas.com, di rumah duka, Selasa (7/2/2023) malam.

Menurut Mustain, Ardi menyampaikan keinginannya untuk menghadiri acara resepsi 1 abad NU sejak dua hari sebelumnya. Kemudian menjelang berangkat, Ardi juga pamit kepada sang ayah.

Meminjam kopiah sang ayah

Mustain mengaku, putranya sempat meminjam kopiah yang biasa dipakainya untuk menghadiri acara resepsi 1 Abad NU di Sidoarjo.

“Tidak biasanya seperti itu, waktu pamit mau berangkat, dia bilang ingin pakai kopiah bapak. Ya, saya pinjami dan dia bawa. Dia ke acara Harlah NU pakai kopiah saya,” tutur Mustain.

Mustain dan keluarganya menerima kabar meninggalnya Ardi pada Selasa siang, sekitar pukul 14.00 WIB.

Meski terkejut, namun bapak empat anak itu mengikhlaskan kepergian Ardi.

“Saya ikhlas, Insya Allah ini jalan terbaik bagi anak saya. Cuma tadi memang kaget karena mendadak sekali, kemarin pamit berangkat, terus tadi dapat info anak saya meninggal,” ujar dia.

Mustain menambahkan, Ardi memiliki riwayat lemah jantung.

Kondisi kesehatan yang dialami sejak kecil itu diduga menjadi penyebab meninggalnya Ardi saat menghadiri acara resepsi 1 abad NU di Sidoarjo.

Satu hal yang diingat Mustain, yakni keinginan Ardi untuk menjadi wirausahawan. Tekad Ardi mulai dirintis sejak 1,5 tahun lalu, setelah memutuskan berhenti kuliah.

“Sempat kuliah di UINSA (UIN Sunan Ampel Surabaya), tapi hanya sampai semester 5 saja. Tidak dilanjutkan dan dia memilih bekerja. Cita-citanya dari dulu punya usaha mandiri,” ungkap Mustain.

Aktif di NU

Semasa hidup, Ardi menempuh pendidikan di MI Najatuddaroini Desa Gedangan, MTSN Tanjunganom, Kecamatan Diwek, kemudian di SMAN Bareng, dilanjutkan kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya hingga semester 5.

Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Mojowarno Habib Ghofir mengungkapkan, Ardi merupakan warga NU yang turut berpartisipasi menyemarakkan resepsi 1 abad NU di Sidoarjo.

Pemuda yang lahir pada 1 Januari 2001 tersebut berangkat secara mandiri ke Sidoarjo. Dia bersama temannya berangkat dengan mengendarai motor dan tiba di Sidoarjo, Senin (6/2/2023) malam. 

Ardi, kata Habib, aktif sebagai anggota dan pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).

Di salah satu Badan Otonom NU tersebut, almarhum pernah menjabat pengurus tingkat ranting atau desa serta pengurus tingkat kecamatan atau Pimpinan Anak Cabang. 

“Beliau pengurus PAC IPNU Kecamatan Mojowarno. Aktif di IPNU sejak dari pengurus ranting, beliau ini memang kader muda NU,” ungkap Habib kepada Kompas.com, di rumah duka, Selasa petang.

Sebelumnya diberitakan, seorang peserta resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, meninggal dunia, Selasa (7/2/2023). 

Peserta yang meninggal itu bernama Imam Suhrowardi alias Ardi, warga Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Pada Selasa pagi sekitar pukul 04.00 WIB, Ardi dan temannya datang ke Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Namun menjelang pukul 06.00 WIB, Ardi mengajak temannya meninggalkan stadion karena merasa tidak enak badan.

Ardi kemudian beristirahat di rumah kerabat temannya di wilayah Tanggulangin, Sidoarjo. Saat memasuki waktu shalat Dzuhur, Ardi menunaikan shalat dan menjadi imam

Saat memasuki rakaat keempat, Ardi mempercepat gerakan shalat. Tepat setelah menyelesaikan rakaat keempat, Ardi jatuh lemas.

Ardi kemudian dibawa ke sebuah klinik terdekat, lalu dinyatakan meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/08/092109678/putranya-meninggal-saat-hadiri-peringatan-1-abad-nu-mustain-dia-bilang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com