Salin Artikel

Hadiri Resepsi 1 Abad NU, Seorang Kader IPNU Jombang Meninggal Usai Jadi Imam Shalat

Peserta yang meninggal itu bernama Imam Suhrowardi alias Ardi, warga Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Habib Ghofir mengungkapkan, almarhum meninggal usai menunaikan shalat zuhur di sebuah mushala di wilayah Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

“Almarhum pada rakaat terakhir jatuh lemas. Sempat dibawa ke klinik, tapi kemudian dinyatakan meninggal dunia,” kata Habib kepada Kompas.com, Selasa malam.

Dia menjelaskan, Ardi yang lahir pada 1 Januari 2001, merupakan warga NU yang turut berpartisipasi menyemarakkan resepsi Satu abad NU di Sidoarjo.

Ardi, ujar Habib, berangkat bersama teman-temannya ke Sidoarjo pada Senin (6/2/2023) malam. Ardi tiba di rumah kerabat temannya pada pukul 22.00 WIB, kemudian menginap.

Pada Selasa pukul 04.00 WIB, Ardi bersama temannya menuju Stadion Gelora Delta Sidoarjo, tempat pelaksanaan Resepsi 1 abad NU.

“Sekitar jam 6 kurang, almarhum mengajak temannya kembali karena merasa tidak badan,” ungkap Habib, saat ditemui di rumah duka.

Saat memasuki rakaat keempat, Ardi mempercepat gerakan shalat. Tepat setelah menyelesaikan rakaat keempat, Ardi jatuh lemas.

Ardi kemudian dibawa ke sebuah klinik terdekat, lalu dinyatakan meninggal setelah sempat menjalani perawatan.


Habib menambahkan, pemuda berusia 22 tahun itu diketahui aktif di salah satu Badan Otonom NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).

“Beliau pengurus PAC IPNU Kecamatan Mojowarno,” ungkap dia.

Ayah Ardi, Mustain mengatakan, anaknya berpamitan menghadiri resepsi Satu Abad NU pada Senin (6/2/2023) petang. Ardi berangkat bersama teman-temannya menggunakan motor.

Ardi, jelas Mustain, menyampaikan keinginan berangkat ke Sidoarjo dua hari sebelumnya.

“Pamitnya mau berangkat ke acara Harlah NU. Dua hari yang lalu sudah pamitan, ketika mau berangkat juga pamit saya,” kata Mustain saat ditemui di rumah duka.

Dia mengungkapkan, Ardi memiliki riwayat penyakit jantung. Penyakit itu diderita sejak kecil dan biasanya kambuh saat kecapekan atau terlalu banyak beban pikiran.

“Memang ada riwayat lemah jantung, itu dari kecil. Saya ikhlas, apalagi anak saya meninggal dengan cara yang baik, sedang shalat juga,” tutur Mustain.

Jenazah Ardi sampai di rumah duka sekitar pukul 17.15 WIB. Usai shalat maghrib, kerabat, tetangga dan teman-teman seperjuangannya, mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir, di pemakaman umum Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/07/220547778/hadiri-resepsi-1-abad-nu-seorang-kader-ipnu-jombang-meninggal-usai-jadi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com