Salin Artikel

Telanjur Dipukuli karena Dikira Penculik Anak, Pria di Surabaya Ternyata ODGJ

Dalam video yang diunggah akun Instagram@surabayakabarmetro tersebut, tampak seorang lelaki sedang diamankan oleh warga.

Pria itu sedang duduk di lantai dan dikerumuni petugas kepolisian.

"Kejadian nang Kejawan Putih Tambak Gang 2 Dino Iki mau rek, seng duwe adik cilik, anak cilik, tolong dijogo yo, rek," demikian keterangan dalam video tersebut.

Peristiwa itu terjadi di Jalan Kejawan Putih, Tambak Gang 2C, Kecamatan Mulyorejo Surabaya, Kamis (2/2/2023) sekitar pukul 10.00 WIB, 

Kapolsek Mulyorejo, Kompol Sugeng Rianto membantah mengenai adanya dugaan penculikan.

Ia memastikan bahwa orang yang diduga penculik adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Sugeng Riyanto mengemukakan, pria ODGJ berinisial MAH (26) ini mulanya memberikan permen pada anak-anak. Di saat yang bersamaan, ibu si anak melarang MAH memberikan permen dan berteriak mengenai adanya aksi penculikan.

"MAH kemudian lari. Hal ini memantik amarah warga setempat, sehingga MAH dikejar dan dipukuli," katanya.

Saat itu petugas kepolisian datang untuk mengamankan situasi. MAH dibawa ke Mapolretabes Surabaya.

Kemudian pada Kamis (2/2/2023), MAH yang diketahui merupakan warga Pasuruan, Jawa Timur dikembalikan ke keluarganya.

Kasubnit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya Ipda Tri Wulandari membernarkan jika MAH telah dikembalikan ke keluarganya.

Keluarga MAH datang ke Polrestabes Surabaya pada Kamis (2/2/2023) pukul 23.00 WIB. Keluarga korban juga membawa surat keterangan yang menyatakan bahwa MAH adalah ODGJ.

MAH juga masuk daftar orang hilang di Polsek Bangil, Pasuruan.

"Di daftar itu, ada kontak keluarganya, saya coba hubungi. Saya minta keluarganya datang ke Polrestabes Surabaya dengan bawa keterangan kalau memang yang bersangkutan ODGJ," kata Wulan di Surabaya, Jumat (3/2/2023).

Kasi Humas Polrestabes Surabaya Kompol M Fakih menyebutkan, MAH pernah dilaporkan hilang oleh pihak keluarga di Polsek Bangil, Pasuruan.

Laporan orang hilang itu tercatat pada 17 Januari 2023.

Fakih memastikan bahwa yang bersangkutan memang tengah mengalami gangguan mental setelah keluar dari Lapas Porong pada 2019 lalu.

Namun, Fakih tidak menyebut apakah sebelumnya MAH pernah terlibat tindak kriminal sehingga sempat berada di Lapas Porong.

"Yang bersangkutan sakit, tepatnya mengalami gangguan mental. Itu terjadi sejak keluar dari Lapas Porong di tahun 2019. Dari situ (MAH) terus mengalami gangguan jiwa. Keluarganya menyampaikan ODGJ," ujar Fakih.

Sementara itu, perwakilan keluarga MAH yang enggan disebutkan identitasnya menyebut jika MAH sudah kabur dari rumah sejak 4 Januari 2023.

Ia menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat di Kota Surabaya apabila MAH telah membuat resah dan gaduh.

Dengan kejadian ini, pihaknya akan segera membawa MAH untuk berobat ke rumah sakit jiwa.

"Setelah ini kami akan membawa saudara AH berobat ke RSJ Sumber Porong. Kami sekeluarga mohon maaf karena membuat resah dengan kejadian ini," kata dia.

Kabar tentang penculikan anak memang beredar luas di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kabar tentang penculikan anak ini, tak hanya beredar di media sosial, tetapi juga menyebar di grup-grup WhatsApp.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga memastikan bahwa semua kabar yang beredar terkait penculikan anak di Kota Surabaya adalah hoaks.

Sejak banyak fenomena dan kabar tentang penculikan anak, Eri mengaku telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan terkait kabar tersebut.

"Pak Kapolda juga sudah menyampaikan bahwa isu itu di Jatim adalah hoaks. Kemarin memang ada (kabar penculikan) anak di sekolah, tak cek enggak (tidak) ada," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis (2/2/2023).

Eri menilai, orang yang membuat atau menyebar kabar penculikan anak sekolah ini diduga ingin membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Walau demikian, ia kembali memastikan jika kabar yang beredar adalah hoaks.

"Karena ada yang laporan di sekolah (penculikan anak) ini, tapi tak cek juga nggak (tidak) ada. Berarti ada hoaks itu, berarti (ada orang) yang senangnya membuat ketidaktenangan atau gaduh," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/03/184913978/telanjur-dipukuli-karena-dikira-penculik-anak-pria-di-surabaya-ternyata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke