Salin Artikel

Polisi Sebut Anak yang Menyaksikan Ibunya Dibunuh di Malang Alami Trauma, Dapat Pendampingan Psikologis

Sebab, pembunuhan sadis tersebut dilakukan oleh pelaku di depan anak-anak korban yang masih kecil.

"Anaknya berjumlah tiga orang. Tapi yang ada di TKP saat kejadian dan melihat langsung peristiwa itu dua anak, yakni AL (1) berjenis kelamin perempuan dan DF (8) berjenis kelamin laki-laki," ungkap Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

Sementara satu anak lagi berinisial GT (19) tidak ada di rumah saat kejadian itu karena sedang bekerja di Kabupaten Lumajang.

Wahyu mengatakan anak korban berinisial DF di sering merenung dan kerap merasa ketakutan.

"Tidak hanya anak-anaknya, suami sah korban, Ngadilan juga mengalami dampak psikologis. Ia kerap menolak saat diajak berbicara," ungkapnya.

Pihaknya mengaku, jajaran Polres Malang melakukan pendampingan psikologis secara rutin kepada keluarga, khususnya anak-anak korban.

"Alhamdulillah, saat ini mulai membaik. Tapi pendampingan psikologis ini akan terus kami lakukan sampai mereka pulih 100 persen," jelasnya.

Tidak hanya kepada anak-anak dan keluarga korban, pendampingan psikologis juga dilakukan kepada warga setempat sekaligus kepada siswa Sekolah Dasar yang pertama kali menemukan jenazah tersangka yang ditemukan gantung diri, Rabu (1/2/2023).

"Pendampingan kepada warga setempat karena selama S melarikan diri di hutan setempat, warga setempat juga mengalami ketakutan," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang ibu dibunuh secara sadis di depan anak-anaknya, Minggu (19/12/2022).

Pelaku berinisial S melarikan diri ke dalam hutan setelah melakukan pembunuhan.

S kemudian ditemukan gantung diri di perkebunan di belakang SD, Selasa (31/1/2023).

Selama dalam pengejaran, S sempat nyaris tertangkap polisi saat ia bersembunyi di dalam gedung sekolah dasar. Namun, ia berhasil kabur karena ia membawa senjata tajam dan ditodongkan kepada petugas kepolisian.

"Saat kabur itu, petugas kami sempat mengambil tindakan tegas terukur ke betis pelaku, namun ia masih bisa lari dan kabur kembali," ujar Wahyu.

Kini polisi menghentikan proses hukum pembunuhan tersebut.

"Sebelumnya, meski belum tertangkap, kami telah menetapkan tersangka kepada S Namun, karena ia sudah tewas maka proses hukum resmi kami hentikan," pungkas Wahyu.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/01/183206378/polisi-sebut-anak-yang-menyaksikan-ibunya-dibunuh-di-malang-alami-trauma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke