Salin Artikel

Aktivitas Vulkanik Gunung Ijen dan Raung Masih Fluktuatif

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sejak ditetapkan naik status dari level I normal ke level II waspada, aktivitas vulkanik Gunung Ijen dan Gunung Raung masih fluktuatif.

Gunung yang berada di ujung timur Pulau Jawa itu masih terus menunjukkan aktivitas vulkanik. Asap juga masih sering keluar dari kedua kawah gunung tersebut.

"Masih fluktuatif (kondisi Gunung Ijen)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Agung Tri Subekti kepada Kompas.com, Senin (30/1/2023).

Berdasarkan periode pengamatan pada Minggu, 29 Januari 2023, pukul 00.00-24.00 WIB, cuaca di sekitar Gunung Ijen berawan, mendung, dan hujan.

"Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 20-25 derajat celsius dan kelembaban udara 84-90 persen. Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati," jelas Agung.

Gempa embusan terjadi 8 kali dengan amplitudo 5-20 mm durasi 21-38 detik. Gempa vulkanik dangkal terjadi sebanyak 24 kali dengan amplitudo 2-22 mm dan durasi 5-18 detik.

Sedangkan gempa tektonik jauh terekam terjadi sebanyak 2 kali dengan amplitudo 7-25 mm, SP (tidak terbaca) - 30 detik dan durasi 109-147 detik.

"Kami sampaikan agar mewaspadai potensi keluarnya gas berbahaya dari danau kawah dan potensi longsor di dinding kawah," ungkap Agung.

Petugas juga masih meminta kepada para pengunjung, wisatawan atau penambang belerang agar tidak mendekat ke kawah dalam radius 1,5 kilometer dari bibir kawah.

"Ini sesuai dengan imbauan dari pusat," tandas Agung.

Diketahui, status gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi itu naik dari level I normal ke level II waspada pada tanggal 7 Januari 2023.

Kenaikan status gunung setinggi 2.386 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu berdasarkan pengumman dari Badan Geologi, Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) RI dalam rilis resmi nomor 1.Lap/GL.03/BGL/2023.

Sesuai catatan periode pengamatan pada Minggu 29 Januari 2023 pukul 00.00 - 24.00 WIB, gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut itu masih fluktuatif.

"Angin bertiup lemah ke arah utara dan selatan. Suhu udara 19-29 derajat celsius. Volume curah hujan 1.3 mm per hari," ucap Burhan, Senin (30/1/2023).

Visual gunung yang berada di perbatasan tiga kabupaten, yakni Banyuwangi, Bondowoso dan Jember itu, terlihat jelas. Kabut 0-II hingga kabut 0-III.

Sedangkan asap kawah bertekanan lemah, teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah.

Pos PGA Raung juga mencatat, gempa embusan terjadi sebanyak 18 kali. Amplitudo 2-3 mm dengan durasi 23-56 detik.

Gempa tektonik jauh terjadi sebanyak 7 kali dengan amplitudo 3-32 mm, S-P: 15-30 detik, dengan durasi 46-146 detik.

Sementara gempa tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-2 mm (dominan 0,5 mm).

"Untuk itu rekomendasi kami, agar masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 kilometer," tegasnya.

Status Gunung Raung naik dari level I normal menjadi level II waspada terhitung sejak Jumat 29 Juli 2022.

Peningkatan status saat itu berdasarkan hasil pemantauan dan analisis kegempaan, serta belum stabilnya kondisi kawah gunung berapi yang muncul di lereng sebelah barat kompleks pegunungan Ijen.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/30/142103478/aktivitas-vulkanik-gunung-ijen-dan-raung-masih-fluktuatif

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com