Salin Artikel

Ranu Kumbolo, Pesona Danau di Jalur Pendakian Gunung Semeru

KOMPAS.com - Salah satu daya tarik dari jalur pendakian Gunung Semeru di Jawa Timur adalah keberadaan sebuah danau bernama Ranu Kumbolo.

Lokasi Ranu Kumbolo berada di ketinggian 2.390 meter di atas permukaan laut (mdpl), atau di antara Ranu Pani dengan Oro-Oro Ombo.

Ranu Kumbolo merupakan danau terbesar di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan luas mencapai 15 hektar.

Asal-usul Ranu Kumbolo

Dilansir dari laman Badan Geologi Kementerian ESDM, Ranu Kumbolo merupakan sebuah danau yang terbentuk dari kawah massive Gunung Jambangan yang telah memadat.

Kawah ini secara otomatis menampung air sehingga membentuk sebuah danau yang luas dan indah.

Danau ini berupa danau air tawar yang menjadi habitat bagi berbagai macam satwa, termasuk satwa migran burung belibis.

Aturan Pendaki di Ranu Kumbolo

Sementara bagi pendaki, Ranu Kumbolo merupakan salah satu tempat pemberhentian atau berkemah di jalur pendakian menuju puncak Mahameru.

Suhu udara di kawasan ini memang sangat sejuk dan sangat nyaman untuk bersantai.

Terlebih pemandangan saat matahari terbit dan terbenam, serta fenomena kabut yang menyelimuti danau bisa sangat memanjakan mata.

Ranu Kumbolo juga menjadi sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan para pendaki untuk memenuhi persediaan air selama pendakian.

Namun terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan para pendaki ketika mampir di Ranu Kumbolo.

Pendaki harus memperhatikan batas wilayah yang diperbolehkan untuk mendirikan tenda, dan menjaga kebersihan area perkemahan.

Selain itu terdapat larangan untuk berenang, mandi, mencuci dan buang air di area perairan Ranu Kumbolo.

Prasasti dan Mitos di Ranu Kumbolo

Di salah satu sisi Ranu Kumbolo yaitu di bagian barat juga pernah ditemukan sebuah prasasti.

Dikutip dari laman Tribunnews.com, diduga prasasti ini merupakan peninggalan kerajaan Hindu di nusantara.

Pada prasasti tersebut terdapat tulisan yaitu Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra.

Sejarawan M.M. Sukarto Atmojo menyebut bahwa tulisan yang berbahasa Jawa kuno tersebut dapat diartikan bahwa ketika itu Prabu Kameswara, seorang raja dari Kerajaan Kadiri, pernah melakukan kunjungan suci dengan mendaki Gunung Semeru.

Selanjutnya menurut Sukarto, prasasti tersebut diperkirakan dibuat sekitar tahun 1182 M.

Selain penemuan prasasti, Ranu Kumbolo juga menyimpan misteri dari mitos-mitos yang dipercaya masyarakat setempat dan juga para pendaki.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, terdapat dua misteri di area Ranu Kumbolo yang dikisahkan dari mulut ke mulut.

Pertama adalah mitos ikan mas Ranu Kumbolo, yang diyakini sebagai titisan dewi-dewi yang bertugas untuk menjaga danau ini.

Masyarakat sekitar percaya, ikan-ikan mas itu tidak boleh ditangkap dengan alasan apapun.

Jika ada yang berani melanggar, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kedua adalah mitos hantu di Ranu Kumbolo yang konon sering menampakkan diri dalam wujud seorang wanita.

Hantu wanita ini dipercaya sebagai penunggu danau Ranu Kumbolo yang kedatangannya ditandai dengan munculnya kepulan asap tebal.

Sumber:
vsi.esdm.go.id  
tribunnews.com 
surabaya.kompas.com  (William Ciputra)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/24/154810778/ranu-kumbolo-pesona-danau-di-jalur-pendakian-gunung-semeru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke