Salin Artikel

Harga Anjlok hingga Rp 700, Tomat Milik Petani di Magetan Dibiarkan Tak Dipanen

MAGETAN, KOMPAS.com - Petani tomat di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memilih tidak memanen tomat hasil kebun mereka karena harganya anjlok.

Sutrisno, petani tomat dari Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, mengatakan, harga tomat di tingkat petani dalam seminggu terakhir anjlok dari Rp 12.000 ke Rp 1.000, bahkan sempat menyentuh Rp 700.

"Turun drastis, sekarang tinggal Rp 1.000, kadang Rp 700, Rp 800. Harga pasar itu kan tidak  menentu. Karena harga anjlok kita jadi rugi total,” ujar Sutrisno saat ditemui di kebun miliknya, Selasa (24/1/2023).

Sutrisno menambahkan, dengan harga tomat Rp 700, banyak petani yang lebih memilih tidak memanen tanaman tomat mereka. Sebab, dengan harga segitu, biaya untuk tenaga memanen dan ongkos angkut tidak mencukupi.

Dia juga mengeluhkan tingginya harga pupuk yang membuat petani kesulitan menutup biaya operasional.

“Kalau harganya jatuh gini ya kami biarkan karena kita merugi. Untuk tenaga memanen dan transportasi saja masih merugi, apalagi dengan pupuk yang mahal, tidak bisa menutup biaya," imbuhnya.

Pantauan Kompas.com di Pasar Sayur Magetan, harga jual tomat oleh pedagang masih mencapai Rp 3.000.

Sarmi, salah satu pedagang, mengatakan, harga tomat mulai anjlok sejak awal tahun 2023.

"Kemarin masih sampai Rp 12.000 terus turun sampai sekarang di tingkat pedagang Rp 3.000. Pasar memang lagi sepi," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/24/105447178/harga-anjlok-hingga-rp-700-tomat-milik-petani-di-magetan-dibiarkan-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke