Salin Artikel

Minim Situs yang Ditetapkan Jadi Cagar Budaya di Nganjuk, Ini Kata Disporabudpar

Situs dan bangunan bersejarah lainnya di Kota Bayu, seperti Candi Lor dan Candi Ngetos, belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Padahal kedua candi tersebut sarat nilai sejarah.

Kepala Bidang Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata Disporabudpar Kabupaten Nganjuk Amin Fuadi membenarkan, baru Masjid Al-Mubarok Berbek yang menyandang status cagar budaya.

“Yang sudah ada SK penetapan itu baru Masjid Al-Mubarok Berbek, dan itu pun adalah kategori provinsi. Jadi cagar budaya peringkat provinsi,” jelas Amin di Kabupaten Nganjuk, Senin (23/1/2023).

Menurut Amin, proses penetapan cagar budaya seharusnya dimulai dari tingkat kabupaten, lalu diajukan ke provinsi hingga nasional.

“Nah, karena Nganjuk itu tidak segera mengusulkan, sementara Masjid Al-Mubarok itu memang dari sisi cagar budayanya kuat sekali, karakteristiknya itu kuat sekali, akhirnya pihak provinsi menetapkan sebagai cagar budaya kategori provinsi,” paparnya.

“Itu harusnya malu, harusnya itu malu pemerintah daerah,” lanjut Amin.

Masjid Al-Mubarok diyakini sebagai masjid tertua di Kabupaten Nganjuk. Masjid ini berdiri pada 1818, dan ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat provinsi oleh Pemprov Jatim pada 2016.

Amin mengatakan, Disporabudpar Kabupaten Nganjuk telah mengusulkan sejumlah obyek diduga cagar budaya (ODCB) untuk ditetapkan menjadi cagar budaya peringkat kabupaten ke kepala daerah.

“Jadi 2019 (Candi Lor) sudah kita ajukan yang di awal itu, terus setiap tahun kami mengajukan, dan hingga saat ini sampai yang kemarin 2022 kita ajukan itu belum ada satupun turun SK penetapan cagar budaya oleh Bupati Nganjuk,” jelas Amin.

“Saya sendiri juga bingung sebenarnya itu hambatannya di mana, di apa? Sementara prasyarat-prasyarat yang harus kita penuhi untuk pengajuan itu sudah semuanya sesuai,” sambung Amin.


Berdasarkan informasi yang diterima Amin, pengajuan yang diajukan Disporabudpar Kabupaten Nganjuk dengan menggandeng pihak Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jawa Timur ini mandek di Bagian Hukum Setda Nganjuk.

Pegiat sejarah dari Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk Sukadi, menyayangkan belum ditetapkannya Candi Lor menjadi cagar budaya. Padahal, candi ini erat kaitannya dengan tonggak sejarah di Nganjuk.

Sukadi menjelaskan, hari jadi Nganjuk yang diperingati setiap 10 April mengacu pada peristiwa sejarah penetapan daerah Anjuk Ladang sebagai sima swatantra oleh Mpu Sindok pada 10 April 937.

Mpu Sindok merupakan raja pertama Medang atau Mataram Hindu periode Jawa Timur. Penetapan sima swatantra atas tanah Anjuk Ladang ini termaktub dalam Prasasti Anjuk Ladang yang ditemukan di Candi Lor.

Kini Prasasti Anjuk Ladang tersebut yang asli disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Sementara replikanya ada di Museum Anjuk Ladang Nganjuk.

“Situs Candi Lor merupakan tonggak sejarah penetapan hari jadi Nganjuk, dan ditemukan Prasasti Anjuk Ladang atau Jayastambha, memiliki nilai historis yang tinggi peninggalan Raja Mataram Medang, Raja Sindok,” kata Sukadi.

“Tapi sayang sekali, pemerintah daerah belum menetapkan sebagai cagar budaya hingga sekarang. Dampaknya, kondisi bangunan yang sudah rusak akan bertambah rusak oleh ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, karena tidak mendapat perlindungan hukum,” lanjutnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/23/152057678/minim-situs-yang-ditetapkan-jadi-cagar-budaya-di-nganjuk-ini-kata

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com