Salin Artikel

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ungkap Pesan Ayahanda Sebelum Tutup Usia: Bikin Terang Makam Abah

SURABAYA, KOMPAS.com - Kabar duka menyelimuti keluarga besar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Ayahanda orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu, Urip Suwondo, tutup usia Minggu (22/1/2023) dini hari, di Jalan Ketintang Madya III/34 A.

Karangan bunga tampak berjajar di halaman rumah orangtua Eri Cahyadi.

Beberapa pejabat publik tampak hadir, satu per satu mengucapkan belasungkawa kepada keluarga besar Eri dan berdoa bersama.

Di rumah duka, hadir Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansah, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, serta jajaran pejabat di lingkup pemkot.

Para tamu yang hadir di rumah duka, turut mengiringi jenazah Ayahanda Wali Kota Eri ke masjid Baitussalam hingga ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tembok Gede.

"Mohon doanya, semoga amal dan ibadah Abah saya diterima Allah SWT,” ucap Eri, saat di pemakaman ayahnya.

Usai memakamkan Ayahnya, Eri tak mampu membendung air mata.

Sepintas, ia teringat nasihat almarhum Ayahandanya, saat sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota.

Kala itu, ia mendapatkan nasihat dari Ayahandanya agar jangan sampai salah dalam mengambil sebuah kebijakan setelah terpilih sebagai wali kota.

"Ketika saya maju pertama kali menjadi wali kota, Abah dan Umi saya selalu mengatakan, ambil kebijakanmu jangan hanya untuk kebaikan warga Surabaya, tapi juga untuk menerangi makam Abah dan Umi ketika meninggal. Dan hari ini Abah saya meninggal, saya nyuwun tulung (minta tolong) doanya kepada warga Surabaya," kata Eri, sembari menyeka air matanya.

Di pemakaman Tembok Gede, Eri turut didampingi oleh keluarga serta rekan kerjanya, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji yang turut mendampingi di pemakaman Ayahandanya.


Eri pun meminta kepada warga Surabaya, untuk menegur dirinya ketika salah dalam melangkah atau mengambil sebuah kebijakan.

Eri tak ingin, kebijakan yang ia terapkan itu salah, sehingga membuat Ayahnya tak tenang di alam kubur.

"Mohon doanya, koreksi dan tegur saya, agar setiap langkah dan kebijakan yang saya terapkan nanti bisa menerangi makam Abah," ujar Eri.

Eri menambahkan, ayahnya sempat mengalami sakit jantung pada 2018 lalu.

Seiring bergulirnya waktu, penyakit yang dialami Urip Suwondo berangsur pulih, namun sempat mengalami penurunan pada saat pandemi lalu.

Hingga akhirnya, di usia yang ke-77, Urip Suwondo wafat dalam keadaan tenang saat di tempat tinggalnya.

"Semoga ini yang terbaik bagi Abah dan semoga beliau lebih bahagia di hadapan Gusti Allah. Ini akan menjadi pembelajaran bagi saya ke depan, dalam mengambil langkah dan kebijakan untuk menerangi makam Abah," tutur dia.

Setelah proses pemakaman selesai, Eri mempersilahkan warga Kota Pahlawan untuk hadir dalam acara tahlilan dan doa bersama di kediaman orangtuanya, Minggu (22/1/2023) pukul 19.00 WIB.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/22/180250578/wali-kota-surabaya-eri-cahyadi-ungkap-pesan-ayahanda-sebelum-tutup-usia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke