Salin Artikel

Kasus Kanjuruhan, Jaksa Sebut Ketua Panpel Arema FC Perintahkan Cetak Tiket Lebihi Kapasitas

Hal itu terungkap dalam dakwaan jaksa dalam sidang perdana kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan dengan terdakwa Abdul Haris di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/1/2023).

Sidang perdana yang berlangsung online ini dipimpin Ketua Majelis Hakim Abu Achmad Sidqi Amsya.

Menurut salah seorang JPU, Rully Mutiara, tiket yang dijual untuk pertandingan malam itu lebih banyak ketimbang kapasitas Stadion Kanjuruhan. Selisihnya hampir 5.000.

"Dispora Kabupaten Malang memperhitungkan kapasitas Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang adalah 38.054. Namun terdakwa memerintahkan mencetak tiket sebanyak 43.000,” kata Rully.

Dalam kasus ini, Haris dinilai didakwa melanggar Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP tentang kesalahan atau kealpaan yang menyebabkan kematian dan dakwaan kedua Pasal 103 ayat 1 juncto Pasal 52 UU tentang Keolahragaan.

Selain itu, kata Rully, Abdul Haris pun kemudian menunjuk Suko Sutrisno, untuk bertugas sebagai kepala keselamatan dan keamanan dalam pertandingan.

Suko merupakan terdakwa lain dalam kasus ini.

“Terdakwa (Suko Strisno), menyerahkan kunci pintu kecil Stadion Kanjuruhan ke petugas yang berjaga di pintu masing-masing. Sementara untuk pintu besar tidak dibagikan kuncinya karena tidak ada,” jelasnya.

Menurut Jaksa, Suko tidak menyiapkan rencana darurat untuk menangani insiden besar. Ia pun didakwa Pasal 359 dan 360 KUHP serta Pasal 103 ayat 1 juncto Pasal 52 UU tentang Keolahragaan.

Sementara itu, tiga terdakwa lain, yakni Danki 3 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, didakwa Pasal 359 KUHP atau kesalahan dan kelalaian menyebabkan orang lain tewas.

Menurut jaksa Hasdarmwan dan Bambang memerintahkan untuk menembakkan gas air mata saat pendukung Arema FC turun ke lapangan. Sementara Wahyu membiarkan penembakan tersebut sehingga menyebebkan penonton panik dan berdesak-desakan di pintu stadion.

Tragedi kanjuruhan

Seperti diketahui, kerusuhan yang berujung tragedi di Stadion Kanjuruhan pecah usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Sebanyak 135 orang tewas dalam insiden yang terjadi pada malam hari itu.

Menurut Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), gas air mata yang dilepaskan polisi menjadi faktor utama penyebab banyaknya korban tewas. Penonton berdesak-desakan di pintu keluar stadion.

(Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: Krisiandi)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/16/234110278/kasus-kanjuruhan-jaksa-sebut-ketua-panpel-arema-fc-perintahkan-cetak-tiket

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke