Salin Artikel

Dendam, Pria di Probilinggo Bunuh Teman Kerja yang Diduga Selingkuh dengan Istrinya

M, warga Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, menikam teman kerjanya sendiri Dony Lukmana (30) dengan pisau hingga tewas bersimbah darah.

Keduanya merupakan pegawai PDAM Kabupaten Probolinggo.

Korban diketahui sebagai warga Dusun Pacar, Desa Jangur, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.

Saat diperiksa polisi, ada 23 luka tikaman dan sayatan di tubuh korban. Usai menikam Dony, M menyerahkan diri ke Mapolsek Dringu.

Saat ini, kasus penikaman tersebut tengah ditangani Polsek Dringu.

Kapolsek Dringu, AKP Muhammad Dugel mengatakan dari olah TKP, petugas menemukan dua bilah pisau.

Sementara jasad korban dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.

Sakit hati korban diduga selingkuh dengan istri pelaku

Motif penikaman terungkap usai polisi melakukan serangkaian penyelidikan.

Polisi menyebut penikaman didasari rasa sakit hati pelaku kepada korban yang diduga selingkuh dengan istri pelaku.

Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi membeberkan kronologi peristiwa berdarah tersebut.

Awalnya pelaku merasa ada yang berbeda dengan sikap sang istri, AP yang belakangan kerap terlambat pulang kerja.

Pelaku pun menaruh curiga, AP berselingkuh dengan lelaki lain selepas pulang kerja.

Kecurigaan tersebut membuat rumah tangga M dan AP tak harmoni hingga mereka berdua kerap bertengkar hebat.

"Untuk menuntaskan rasa curiga, saat bertengkar, pelaku bertanya kepada istri apa yang membuatnya pulang terlambat. Sang istri selalu berkilah," kata Kapolres.

Karena terus didesak oleh sang suami, AP pun mengakui bahwa menjalin hubungan dengan pelaku. Mendengar pengakuan sang istri, M marah besar.

Di hari kejadian, pelaku berangkat pagi jam 04.00 WIB menuju ke rumah orangtuanya di Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo untuk mengambil pisau.

Dengan membawa pisau, pelaku mengendarai motor berangkat ke tempat kerjanya di Loket PDAM unit Dringu yang ada di ara Mal Pelayanan Publik Kabupaten Probolinggo.

Setibanya di kantor, pelaku menunggu kedatangan korban yang juga sama-sama pegawai PDAM.

Saat korban datang, keduanya sempat bertegur sapa. Tak lama pelaku mengeluarkan pisau yang diselipkan di pinggang dan mengayunkan ke arah korban.

Korban berusaha menghindar dan ia juga mengelurkan pisau yang diselipkan ke pinggang.

Diduga korban sudah mengira akan ada hal buruk yang menimpanya hingga membawa pisau untuk jaga diri. Namun pisau yang dipegang korban dapat direbut oleh pelaku.

Korban mencoba menghindari pelaku dengan berlari ke depan kantor Loket PDAM. Nahas, korban terkejar oleh pelaku.

"Pelaku menikam korban menggunakan pisau," terangnya.

Pelaku menikam korban. Akibat luka parah yang diderita, korban tewas di lokasi kejadian.

Usai menikam korban, pelaku kabur mengendarai motor ke arah timur, lalu menyerahkan diri ke Mapolsek Dringu.

Pelaku dijerat Pasal 338 KUHP Tentang Pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara atau Pasal 351 ayat 3 Tentang Penganiayaan dengan ancaman 7 tahun penjara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Surya.co.id

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/14/215500878/dendam-pria-di-probilinggo-bunuh-teman-kerja-yang-diduga-selingkuh-dengan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com