Salin Artikel

Berawal dari Lapas Sragen, Komplotan Perampok Rumdin Wali Kota Blitar Terbentuk

Otak perampokan tersebut adalah MJ alias NT (52), pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur yang juga dikenal sebagai kapten komplotan tersebut.

NY pertama kali membentuk komplotannya itu dengan AS saat sama-sama mendekam di Lapas Sleman sebagai tahanan kasus narkotika antara tahun 2007-2008.

Setelah menjalani masa tahanan, keduanya berkenala dengan tiga pelaku lainnya yakni AJ, Oki Supriadi dan Medi Afrianto.

Dua orang terakhir saat ini masih dalam pencarian pihak kepolisian.

Lima orang tersebut kemudian membentuk komplotan dan melakukan perampokan pertama kali tahun 2010 dengan latar belakang serta rekam jejak masing-masing.

Sebulan sebelum merampok rumah dinas Wali Kota Blitar, komplotan tersebut merampok gudang distributor perusahaan rokok ternama yang berkantor di Pasuruan pada Senin (11/11/2022). Saat itu mereka menggasak uang Rp 200 juta.

Sebulan kemudian tepatnya 12 Desember 2022, mereka kembali beraksi dengan menyatroni rumah Wali Kota Blitar dan membawa kabur uang ratusan juta rupiah.

Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono membenarkan tiga pelaku perampokan yang ditangkap pernah sama-sama mendekam di Lapas Sragen.

Menurut Argo, tiga pelaku yang sudah tertangkap itu masuk ke Lapas Sragen sekitar 2019 meskipun ketiganya merupakan narapidana untuk tiga kasus kriminal yang berbeda-beda.

Argo menolak memberikan detail lebih jauh terkait pertemuan ketiganya dan menyusun rencana perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar.

Argo juga tidak dapat memastikan apakah dua pelaku yang masih buron, Oki Supriadi dan Medi Afrianto, juga pernah mendekam di Lapas Sragen seperti halnya ketiga pelaku yang telah tertangkap.

“Untuk dua yang buron coba saya tanyakan dulu apakah juga pernah di Lapas Sragen dan bertemu yang lain di sana,” ujarnya.

Kawanan perampok tersebut, lanjut Argo, adalah gabungan spesialis perampok brankas uang dan barang berharga serta spesialis perampokan rumah tinggal.

“Mereka (5 pelaku) ini komplotan Jawa-Sumatera. Tiga jawa, dan dua Sumatera. Mereka para spesialis brankas dan spesialis rumah,” ujarnya.

Dari tiga pelaku yang telah tertangkap, satu orang sudah 5 kali keluar masuk penjara, satu orang 3 kali, dan satu lagi pernah 2 kali masuk penjara.

Tiga orang yang telah tertangkap telah berusia di atas 50 tahun yang telah malang melintang di dunia kriminal. Sementara dua orang yang masih buron, jelasnya, berusia di bawah 50 tahun.

“Dua yang masih dalam pengejaran ini kelahiran tahun 1980an,” ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Krisiandi), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/13/201200678/berawal-dari-lapas-sragen-komplotan-perampok-rumdin-wali-kota-blitar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com