Salin Artikel

Kadishub Jatim: Usulan Anggaran untuk Palang Pintu di Pelintasan Sebidang Banyak yang Dicoret Dewan

Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Hermanto sampai menggelar rapat khusus membahas upaya menekan kecelakaan di pelintasan sebidang dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, pekan lalu.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Jatim, tercatat 256 kecelakaan di pelintasan sebidang sejak 2017. Kecelakaan itu mengakibatkan 204 pengguna jalan tewas, 82 orang luka berat, dan 105 luka ringan.

Sementara, Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim mencatat lebih banyak kecelakaan pada pelintasan sebidang di Jatim. Pada 2020, ada 120 kejadian kecelakaan yang mengakibatkan 58 korban tewas.

Pada 2021, kasus kecelakaan di pelintasan sebidang menjadi 144 kasus dengan catatan 77 korban jiwa.

Sementara pada 2022, kecelakaan kereta api di pelintasan sebidang naik menjadi 175 kasus dengan total 225 korban, rinciannya 105 orang meninggal, 50 luka berat, dan 70 luka ringan.

Tingginya angka kecelakaan disebut karena banyak pelintasan sebidang yang tak memiliki palang pintu dan tidak memiliki petugas jaga.

Terdapat 1.290 pelintasan kereta di Jatim. Sebanyak 1.140 di antaranya pelintasan sebidang dan 150 pelintasan tak sebidang.

Dari 1.140 pelintasan sebidang, 949 pelintasan terdaftar dan 191 pelintasan berstatus liar.

Sementara dari 949 pelintasan yang terdaftar, 72 pelintasan dijaga oleh pemda, 280 dijaga KAI, 127 dijaga oleh relawan, dan 470 pelintasan tidak dijaga.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim Nyono mengakui masih banyak pelintasan sebidang di Jatim yang tidak dijaga dan berpalang pintu.

"Kami sudah kumpulkan kepala dinas perhubungan se-Jatim untuk membahas khusus soal masalah tersebut," katanya Jumat (13/1/2023).

"Usulan anggaran untuk palang pintu di pelintasan sebidang di daerah banyak yang dicoret oleh dewan karena dianggap kurang penting," terangnya.


Padahal sejumlah lokasi yang diusulkan itu telah mengantongi rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

"Pada 2022, ada 35 titik lokasi pelintasan sebidang di Jatim yang mendapatkan rekomendasi, tapi yang dibangun baru di tujuh pelintasan," kata Nyono.

Oleh karena itu, pihaknya tengah menyusun peraturan gubernur tentang keselamatan di pelintasan sebidang di Jatim, agar daerah menjadikannya prioritas pembangunan di daerah.

"Kalau pergub sudah jadi Insya Allah akan jadi prioritas di daerah," terangnya.

Nyono mengusulkan, pemerintah daerah yang tak memiliki anggaran membangun palang pintu pelintasan diminta mengajukan permohonan bantuan keuangan ke Gubernur Jatim.

Nyono mengaku sudah mengingatkan Dinas Perhubungan daerah agar menutup pelintasan sebidang yang liar karena sangat membahayakan.

"Mulanya memang bisa untuk dilewati motor, tapi lama-lama mobil juga bisa lewat kalau itu tetap dibiarkan," pungkasnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta pihak berwenang lebih massif menyosialisasikan keselamatan perkeretaapian.

"Kalau perlu organisasi masyarakat dan keagamaan untuk turut bergerak bersama. Mari bersama turut melakukan edukasi berlalu lintas yang aman kepada masyarakat," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/13/200702778/kadishub-jatim-usulan-anggaran-untuk-palang-pintu-di-pelintasan-sebidang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com