Salin Artikel

Stadion Kanjuruhan Kini, Sepi, Para Pedagang Mengeluh...

Situasinya tampak sepi, seperti tempat mati. Tidak banyak orang berkunjung.

Padahal, sebelum peristiwa maut itu, stadion yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang itu kerap menjadi tujuan masyarakat mengisi waktu luang.

Tak sedikit orangtua yang mengajak anak-anaknya bermain di Kompleks Stadion Kanjuruhan.

Mereka menikmati fasilitas yang ada di area stadion yang dibuka pada 2004 ini.  Ada juga masyarakat yang berolahraga pagi atau nongkrong di kios-kios sekitar.

Namun belakangan orang-orang itu tak nampak. Hanya sesekali terlihat warga yang sedang belajar mengendarai mobil. 

Begitupun di dalam stadion yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya ratusan supporter. 

Di lorong dan di tribune stadion masih berserakan sampah, sisa-sisa kerusuhan.

Kondisi ini pun dikeluhkan seorang pedagang kios Stadion Kanjuruhan, Awang Karta. Ia menyebutkan pasca tragedi Kanjuruhan, pendapatannya menurun drastis.

"Menurun drastis. Sebelum tragedi, laba Rp 300 ribu per hari sangat mudah didapatkan. tapi pasca tragedi ini, laba Rp 300 ribu saja susah didapatkan," ungkapnya saat ditemui, Jum'at (6/1/2023).

Dibanding sebelum tragedi, Awang memperkirakan jumlah pelanggannya kini berkurang hampir 90 persen.

Momen perayaan tahun baru 2023 puntak mendongkrak pendapatan. Itu karena tak banyak warga yang datang seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Padahal, tahun baru sebelumnya, sekalipun dalam situasi pandemi Covid-19 saja masih ramai. Tapi tahun baru ini, meskipun kebijakan PPKM sudah dicabut tetap sepi," jelasnya.

Pada momen tahun baru 2023 lalu, ia mengaku hanya mendapatkan uang kurang dari Rp 500 ribu.

"Biasanya, kalau pengalama tahun baru sebelumnya, hasil jual minuman dan makanan ringan, di momen akhir tahun bisa mendapatkan pendapatan kotor Rp 1,5 hingga Rp 2 juta," ujarnya.

Ia berharap, ke depan pemerintah dapat membantu mengembalikan image Stadion Kanjuruhan, sebagaimana sedia kala sebelum adanya tragedi Kanjuruhan.

"Kondisi seperti ini tidak hanya dirasakan pedagang kios, tapi juga pedagang kaki lima yang setiap harinya berjualan di area Stadion Kanjuruhan," pungkasnya.

Penjual kopi di kios lain di area Stadion Kanjuruhan, Anis mengeluhkan hal yang sama. Ia mengatakan jumlah pelanggannya menurun drastis sejak terjadi tragedi Kanjuruhan.

"Menurun sekali. Sebelum tragedi kios saya memang sudah tidak ramai karena letaknya di belakang stadion. Sekarang tambah sepi," kata dia.

Ia mengaku tetap membuka kiosnya meskipun sepi, sekadar untuk bertahan. Sebab, hanya itu mata pencaharian ibu berusia 38 tahun itu.

"Akhir-akhir ini biasanya hanya satu sampai lima orang pelanggan yang menongkrong di sini. Ya tetap disyukuri aja, lumayan untuk membantu pendapatan suami," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/06/131806278/stadion-kanjuruhan-kini-sepi-para-pedagang-mengeluh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke