Salin Artikel

Santri di Pasuruan Dibakar Senior, Santri di Malang Dipukuli hingga Patah Tulang

Di Pondok Pesantren Al Berr Pasuruan, seorang santri dibakar oleh seniornya lantaran dituding mencuri.

Sedangkan di Malang, santri Pondok Pesantren An-Nur 2 dipukul dan ditendang oleh temannya di dalam kelas hingga mengalami patah tulang hidung.

Berikut rangkumannya:

Ditendang dan dipukul di kelas

DFA (12), santri asal Kota Malang yang menimba ilmu di Ponpes An-Nur 2 Bululawang, Kabupaten Malang mengalami patah tulang hidung.

Hal itu terjadi setelah dirinya dianiaya oleh temannya sendiri, santri asal Gresik berinsial KR (14).

Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro mengemukakan, penganiayaan bermula saat pelaku KR dihukum oleh guru di sekolahnya.

Pelaku menduga hukuman itu adalah buntut laporan dari temannya. KR pun bertanya siapa yang melaporkannya pada sang guru.

"Salah satu temannya menuduh korban yang melaporkan hal tersebut. Padahal tidak," kata dia.

Pada Sabtu (26/11/2022) sekitar pukul 11.30 WIB, pelaku bertemu dengan korban di ruang kelas yang terkunci.

"Saat itu korban dianiaya dengan cara dipukuli dan ditendang. Lalu ditinggalkan begitu saja," kata Wahyu.

Akibatnya korban mengalami patah tulang hidung.

"Hasil visum juga sudah keluar dan ditemukan adanya patah tulang di hidung korban, diduga akibat benturan," ucapnya usai menerima hasil pemeriksaan medis, Selasa (3/1/2023).

Kasus itu ditangani dengan prosedur hukum khusus lantaran korban dan pelaku sama-sama anak di bawah umur.

"Nanti setelah penetapan tersangka, kami akan melakukan upaya diversi, sebagaimana petunjuk hukum bagi anak-anak, dengan melibatkan Bapas Malang," jelas dia.

Santri Pasuruan dibakar senior

Seorang santri Pondok Pesantren Al Berr Pasuruan, INF (13) mengalami luka bakar 63 persen usai dibakar oleh seniornya.

Senior yang juga merupakan santri berinisial MHM (16) tersebut saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kepala Pondok Pesantren Al Berr, M. Fatikhurrohman menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (31/12/2022).

Mulanya INF dipergoki sedang membuka lemari salah satu temannya saat pengurus pondok pesantren berpatroli lepas Magrib.

"Saat ditanya, korban mengaku sedang mengembalikan uang yang pernah dicurinya," kata dia, Senin (2/1/2023).

Saat wali kamar menanyai perihal uang tersebut, santri senior MHM datang. Kamar MHM kebetulan berada di sebelah kamar korban.

"Sambil marah-marah, (MHM) menanyakan apakah korban juga mengambil uangnya," ujarnya.

Menurutnya di tengah kondisi memanas itu, salah satu rekan MHM melempar botol plastik berisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke tembok dekat korban dan cairan mengenai tubuh korban.

"Pelaku mengancam apabila korban tidak mengaku akan membakar tubuhnya. Lantas api itu benar-benar menyulut tubuh korban yang terkena BBM," katanya.

Kini korban mengalami luka bakar dan menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo.

Usai kejadian tersebut, Polres Pasuruan menetapkan santri senior MHM sebagai tersangka. Sebanyak 7 orang termasuk sejumlah santri juga telah diperiksa dalam kasus ini.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor : Pythag Kurniati)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/04/081042278/santri-di-pasuruan-dibakar-senior-santri-di-malang-dipukuli-hingga-patah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com