Salin Artikel

Wabup Blitar Ancam Mundur Usai Ajudan Istri Dimutasi, Wakil Ketua DPRD: Komunikasi Bupati-Wabup Macet sejak Lama

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar Mujib mengatakan, ancaman mundur wakil bupati sebenarnya dipicu oleh persoalan sepele yang seharusnya tidak terungkap ke publik.

Namun, lanjutnya, munculnya ancaman tersebut menandakan adanya persoalan yang lebih serius dan telah berlangsung lama. 

“Kalau hal sepele seperti itu saja tidak ada komunikasi apalagi kebijakan strategis. Saya kira kemacetan komunikasi ini sudah berlangsung lama. Mereka saling mendahului, saling menyalib atau sebaliknya saling apatis dan saling mengacau,” ujar Mujib kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Selasa (3/1/2023).

Menurut Mujib, secara kelembagaan, kepala daerah terdiri dari bupati dan wakil bupati yang merupakan satu kesatuan.

Maka seharusnya keduanya dapat menjaga kekompakan dan komunikasi yang baik agar proses pengambilan kebijakan publik berlangsung efektif.

Seandainya komunikasi antara Wakil Bupati Rahmat Santoso dan Bupati Rini Syarifah lancar, ujarnya, persoalan tersebut tidak akan pernah muncul.

Di sisi lain, Mujib mengaku bisa memahami kekecewaan Rahmat atas mutasi yang dialami ajudan istrinya yang bernama Riana.

Menurutnya, seorang ajudan tentu harus memberikan kenyamanan, keamanan, serta loyalitas terhadap pejabat. Jika tanpa pemberitahuan tiba-tiba ajudan istrinya diganti, lanjut Mujib, wajar jika Rahmat merasa tersinggung.

“Apa alasan mutasi dan penggantinya siapa? Karena pembantu wakil bupati itu kan melekat pada wakil bupati. Tentu harus ada kenyamanan, keamanan, dan loyalitas. Kalau tiba-tiba diganti atas kehendaknya orang lain, menurut saya pantas kalau wabup sampai mengatakan seperti itu,” ujarnya.

Mujib berharap Bupati Blitar Rini Syarifah bersikap lebih bijaksana dan memiliki kepekaan dalam mengambil kebijakan yang dapat memperburuk hubungannya dengan Wakil Bupati Rahmat Santoso.

Menurutnya, bupati dan wakil bupati ibarat sepasang suami istri yang seharusnya saling terbuka dan jujur dalam berumah tangga.

Terkait Wakil Bupati Rahmat yang sempat menyebut nama Fikri dan Biyan sebagai orang yang berada di belakang mutasi terhadap ajudan istrinya, Mujib enggan berkomentar.

“Kalau ada orang di lingkaran ring (bupati) kami tidak bisa membuat penilaian. Kenapa Pak Wabup sampai menyebut dua nama itu, sebaiknya ditanyakan ke Pak Wabup saja,” ujarnya.

Meski mempersilahkan Rahmat Santoso mundur dari jabatannya jika merasa tidak nyaman lagi, Mujib berharap niat itu dipertimbangkan lagi.

Kata Mujib, seharusnya Rahmat melihat lagi bahwa masih banyak vis misi serta janji kampanye yang dia sampaikan bersama Rini Syarifah yang belum terealisasi.

“Cobalah tengok, kepala daerah punya tanggung jawab kepada masyarakat Kabupaten Blitar terkait janji kampanye. Ini yang mesti dipertimbangkan,” ujarnya.

Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso mengancam akan mengundurkan diri jika Riana, ajudan istrinya yang terkena mutasi pada Senin (2/1/2023), tidak dikembalikan ke posisi semula.

"Kalau sampai gak balik hari ini aku mundur. Buat saya gak ada perlunya. Kalau gak balik hari ini, saya akan langsung mengundurkan diri," kata Rahmat kepada wartawan, Selasa (3/1/2022). *

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/03/143957278/wabup-blitar-ancam-mundur-usai-ajudan-istri-dimutasi-wakil-ketua-dprd

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com