Salin Artikel

Tinjau Terminal Madyopuro, Kapolresta Malang: Kami Dengar Keluh Kesah Pengemudi Angkot

Budi mendengar curhat dari sejumlah sopir angkutan kota (angkot), khususnya terkait jumlah penumpang yang sepi.

Para sopir angkot bercerita kondisi itu makin parah karena harga bahan bakar minyak (BBM) naik dan menjamurnya angkutan online.

Para sopir yang mengeluhkan kondisi itu rata-rata mengemudikan angkot jurusan Madyopuro-Mulyorejo dan Madyopuro-Karangbesuki.

Budi berjanji berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Malang untuk mencari solusi terkait masalah tersebut.

"Kami mendengar keluh kesah dari para pengemudi angkot, dengan naiknya harga BBM, sementara regulasi untuk harga tarif itu belum keluar dari Kota Malang. Termasuk tentang munculnya mata pencaharian baru online dan adanya bentor, ini juga kami komunikasikan nanti dengan instansi yang memiliki kewenangan," kata Buher di Malang, Jumat (30/12/2022).

Selain itu, pihaknya juga menerima keluhan terkait pembuatan SIM dan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

"Terus terkait tentang pembuatan SIM serta sertifikat yang ada di wilayah Malang juga ini disampaikan. Termasuk pembayaran pajak kendaraan, karena ini atas nama koperasi unit angkot tersebut, maka kami juga berkoordinasi dengan koperasi dan Dispenda, dalam hal ini Samsat juga," katanya.

Salah satu sopir angkot jurusan Madyopuro-Mulyorejo Abdul Rohim berharap, curhatan para sopir angkot didengar para pejabat terkait.

Selain masalah BBM, Abdul juga menyampaikan maraknya bus pariwisata di Kota Malang dan masalah pajak serta pengurusan administrasi kendaraan.

"Ini mudah-mudahan ini nanti bisa dibantu, bisa direalisasikan. Seperti tadi yang saya sampaikan, masalah pengurusan pajak atau balik nama angkutan, masalah kayak bus pariwisata. Masalah yang baru kenaikan BBM kita suruh daftar ke My Pertamina katanya ada subsidi, kenyataannya sama, kita beli Rp 10.000," katanya.

Rohim menjelaskan, masalah sopir angkot rata-rata hampir sama, penumpang sepi. Setiap tahun, angkot jurusan Madyopuro-Mulyorejo dan Madyopuro-Karangbesuki yang beroperasi terus berkurang.

"Jalur MM ada 68 armada, yang beroperasi setengahnya, sama MK ada 70 armada, yang operasi sama segitu juga," katanya.

Rata-rata, para sopir angkot membawa penghasilan bersih sebesar Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Kondisi itu juga sama saja ketika menjelang akhir 2022, meski Kota Malang diprediksi ramai dikunjungi wisatawan.

Hal itu berbanding terbalik dengan belasan tahun lalu. Para sopir angkot bisa mendapat penghasilan bersih Rp 100.000 per hari saat libur tahun baru.

"Sementara kita jalan dari Madyopuro ke Mulyorejo satu PP (Pulang-Pergi) itu biaya operasional Rp 33.000-Rp 40.000, kalau bawa orang tiga cuma Rp 15.000," katanya.

Saat ini, sebagian besar sopir membawa angkot milik pribadi. Karena omzet yang terus menurun, banyak sopir yang beralih profesi menjadi penjual sayur keliling, tukang sampah, dan tukang bangunan.

"Setoran mikrolet rata-rata yang jalan banyak pemilik, kalau setoran kebanyakan enggak mampu, sehingga banyak yang alih profesi. Saya bertahan karena sudah umur, mau kerja di pabrik enggak mungkin, mau kerja apa lagi, kemampuan saya cuma itu," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/12/30/155257278/tinjau-terminal-madyopuro-kapolresta-malang-kami-dengar-keluh-kesah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com