Salin Artikel

Misteri Perempuan yang Tewas di Dalam Kamar di Tulungagung, Ada 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban, Salah Satunya Tembus ke Paru-paru

KOMPAS.com - Seorang perempuan, AK (24) ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Senin (19/12/2022).

AK ditemukan tewas dalam kondisi bersimbah darah di dalam kamar rumahnya dengan sejumlah luka tusuk.

Korban pertama kali ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa oleh sang ayah.

Kronologi peristiwa

Awalnya ayah korban yang tinggal di rumah sebelah hendak membangunkan korban.

Namun, dia justru menemukan korban sudah tak bergerak dan tergeletak berlumuran darah di kamar rumahnya.

Kemudian, ayah korban melaporkan peristiwa tersebut ke pihak Desa Junjung dan diteruskan ke Polres Tulungagung.

Dari hasil olah TKP polisi, korban diduga tewas dibunuh pada Senin (19/1/2022) pagi.

Kasatreskrim Polres Tulungagung Jawa Timur AKP Agung Kurnia Putra mengatakan, korban ditemukan dalam posisi telentang di atas kasur tempat tidur kamar pribadi.

Pada tangan korban, ditemukan luka terbuka dan mengeluarkan banyak darah.

“Terkait adanya luka di bagian tubuh korban, masih menunggu hasil otopsi dan kami melakukan penyelidikan,” terang dia, Senin.

Diketahui, korban tinggal seorang diri di rumah tersebut.

Sebab, ibu korban sudah meninggal dunia, sementara kakak korban tinggal di luar kota.

“Dalam satu bidang lahan dalam pagar, ada dua rumah. Yaitu rumah korban, dan rumah ayahnya,” ujar dia.

Hasil otopsi

Berdasarkan hasil otopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Iskak Tulungagung, polisi menemukan 10 luka tusuk di tubuh korban.

"Luka tusuk itu ada di dada, punggung, tangan dan leher," terang Agung dikutip dari Surya.co.id, Selasa.

Dari 10 luka tusuk itu, satu di antaranya mengenai paru-paru.

Akibatnya paru-paru korban rusak dan menimbulkan asfiksia atau kondisi tubuh kekurangan oksigen.

Kondisi asfiksia itulah yang menyebabkan korban meninggal dunia.

"Paru-paru korban kempes, kadar oksigen dalam darah terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia," jelas dia.

Selain itu, hasil otopsi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan seksual.

Dugaan pembunuhan

Dalam kasus tersebut, pelaku diduga menghabisi nyawa korban dengan senjata tajam.

Menurut dia, senjata yang dipakai pelaku diperkirakan pisau panjang yang menembus dada korban hingga ke paru-paru.

Pelaku diperkirakan sudah mempersiapkan senjata ini.

"Tidak ada pisau di rumah korban yang hilang. Kemungkinan pelaku sudah mempersiapkan," tutur dia.

6 saksi diperiksa

Saat ini penyidik Satreskrim Polres Tulungagung telah memeriksa 6 orang saksi.

Mereka berasal dari keluarga korban dan rekan korban.

Dari olah TKP sebelumnya, hanya telepon genggam milik korban yang hilang.

Sementara barang berharga lain di rumah korban tidak ada yang hilang.

"Kemungkinan memang ada orang yang sudah paham situasi di rumah korban," ungkap dia.

Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan jejak di pagar sisi timur lalu naik ke atas genteng.

Kemudian, ada tiga genteng yang terbuka di atas kamar mandi.

Sementara, kayu reng di titik yang terbuka itu juga dipatahkan.

Polisi menduga pelaku masuk melewati atap tersebut, turun ke kamar mandi dan mengendap ke kamar korban.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Trenggalek, Slamet Widodo | Editor Krisiandi)

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Update Gadis Tulungagung Diduga Tewas Dibunuh, Polisi Ungkap Hasil Autopsi

https://surabaya.kompas.com/read/2022/12/20/192329578/misteri-perempuan-yang-tewas-di-dalam-kamar-di-tulungagung-ada-10-luka

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com