Salin Artikel

Mengaku Sering Dicaci, Warga Tulungagung Tutup Akses Jalan ke Rumah Tetangga

Pembangunan tembok itu dilakukan keluarga Riyanto, warga Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Senin pagi. Tembok yang dibangun keluarga Riyanto itu menutup akses menuju rumah keluarga Haryono (80).

Tembok setinggi 2,5 meter itu menutup total akses jalan. Keluarga Haryono pun sempat terjebak di rumah karena tak ada akses keluar masuk lain.

Rumah Haryono itu dihuni empat orang, yakni Haryono dan istrinya, Asmunah (62). Lalu anaknya Bagus (30) dan cucunya Maya (19).

Riyanto mengaku terpaksa menutup akses jalan itu akibat konflik dengan keluarga Haryono yang berlangsung selama tiga tahun terakhir.

Keluarga Riyanto kesal telah dituduh menyerobot lahan oleh keluarga Haryono. Riyanto mengeklaim, keluarga Haryono sering mencaci maki keluarganya.

“Saya sering dicaci maki hingga keterlaluan, bahkan dituduh menyerobot tanah,” kata Riyanto saat berbincang di lokasi, Senin (19/12/2022).

Penutupan akses jalan itu sempat membuat keluarga Haryono kebingungan karena tak ada akses lain menuju rumah mereka.

Salah satu anak Haryono, Widiastuti mengakui adanya konflik dengan keluarga Riyanto. Namun, ia tak menyangka keluarga Riyanto menutup total akses ke rumahnya. Padahal, akses jalan itu sudah digunakan sejak puluhan tahun.

Saat tembok itu dibuat oleh Riyanto, Widiastuti sedang berada di luar rumah. Saat pulang, Widiastuti tak bisa masuk ke rumah karena terhalang tembok.

“Pas pulang berjualan soto, tahu-tahu sudah ada tembok yang tinggi menutup jalan,” ujar Widiastuti.

Karena akses yang tertutup, Widiastuti dibantu tetangga lain terpaksa memanjat tiang perancah tembok untuk mengirimkan makanan kepada keluarganya.

“Untuk makan sore kami bawakan. Kalau pagi sudah memasak,” terang Widiastuti.


Widiastuti mengaku tak menegur langsung Riyanto karena telah membangun tembok itu. Ia khawatir terjadi pertengkaran. Sehingga, Widiastuti memilih melapor ke Pemerintah Desa Beji.

Kepala Desa Beji Khoirudin menjelaskan, kedua keluarga yang berseteru itu masih memiliki hubugan kerabat.

“Mereka masih dalam satu kerabat, dan tinggal di rumah berbeda,” terang Khoirudin di Tulungagung, Senin malam.

Pemerintah Desa Beji sering melakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah saling klaim tanah dua keluarga itu. Namun, upaya mediasi belum mendapat titik temu.

“Ini adalah konflik keluarga Riyanto dan Haryono. Kami sudah melakukan mediasi kedua keluarga tersebut sebanyak sekitar lima kali,” kata Khoirudin.

Khoirudin menjelaskan, keluarga Haryono mengaku akses jalan itu pernah dibeli, tetapi tidak ada akta jual beli yang membuktikan pembelian itu.

Sementara, keluarga Riyanto memiliki sertifikat hak milik atas tanah yang ditempatinya dan akses jalan yang ditembok itu.

“Jalan tersebut dianggap bagian milik pak Riyanto, kemudian memasang tembok di akses jalan tersebut sebagai puncak konflik antar kerabat dua keluarga. Mereka tinggal dua rumah berbeda bersebelahan,” ujar Khoirudin.

Pemerintah Desa Beji dan polisi telah membuka akses jalan agar bisa dilalui keluarga Haryono. Tembok itu dirobohkan sebagian sebagai akses keluar masuk.

Rencananya, tembok itu akan dibongkar total setelah dilakukan proses mediasi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/12/20/131446778/mengaku-sering-dicaci-warga-tulungagung-tutup-akses-jalan-ke-rumah-tetangga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke