Salin Artikel

Fakta Ibu Kandung Bunuh Bayi Baru Lahir di Surabaya, Korban sempat Diberi ASI sebelum Dibekap dan Jasadnya Dibuang

KOMPAS.com - Seorang ibu asal Bengkulu yang tinggal di Kota Surabaya, Jawa Timur, MDN (33) tega membunuh bayi yang baru dilahirkannya pada Kamis (8/12/2022).

MDN sempat memberikan ASI sebelum membunuh anak keempatnya tersebut.

Setelah itu bayi tak berdosa tersebut dibekap saat berada dalam gendongan hingga meninggal dunia.

Adapun fakta-fakta terkait kasus pembunuhan seorang bayi laki-laki yang dilakukan ibu kandung dikutip dari Tribunnews.com.

Awal mula kejadian

Kasus tersebut terungkap berawal saat warga menemukan jasad bayi di Jalan Menanggal V, Gayungan, Kota Surabaya pada Sabtu (10/12/2022) sekira pukul 05.30 WIB.

Bayi berjenis kelamin laki-laki itu tergeletak di sebuah warung milik warga.

Warga kemudian melaporkan penemuan jasad bayi ke polisi untuk melakukan pendalaman.

Saat ditemukan, kondisi bayi tersebut berada dalam buntalan selimut merah yang dibungkus kantong kresek lalu diwadahi kardus.

Terekam CCTV

Kapolsek Gayungan Polrestabes Surabaya Kompol Suhartono mengatakan, pihaknya melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk pemilik warung.

"Tiga orang (diperiksa). Kami juga sedang menyelidiki kasus tersebut," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Dalam rekaman CCTV, terlihat ada sosok perempuan yang diduga pelaku pembuangan bayi.

Perempuan ini mendatangi lokasi dengan naik sepeda.

Pelaku jadi tersangka

Setelah lima hari kemudian, polisi mengungkap pelaku yang ternyata merupakan ibu kandung korban yakni MDN.

Polisi menangkap pelaku pada Rabu (14/12/2022).

Saat ini, MDN telah ditetapkan sebagai tersangka karena telah membunuh dan membuang bayinya.

Kepada polisi, tersangka mengakui telah membunuh dan membuang bayinya.

Jasad disimpan

Awalnya, MDN melahirkan korban tanpa bantuan orang lain pada Kamis (8/12/2022) malam.

Setelah dilahirkan, MDN sempat memberikan ASI kepada korban dan membawa ke kamar.

"Pas lahir, bayi cuma nangis sekali. Terus saya gendong, saya susui. Saya bekap pakai tangan saya, dimulut sama hidung, sekitar 5-10 menit," ujar dia.

Akhirnya korban pun meninggal dunia akibat dibekap oleh MDN.

Kemudian, jasad korban dimasukkan ke dalam tas dan disembunyikan di kamar kos.

Selama dua hari, jasad korban disimpan sebelum akhirnya di buang di TKP.

Motif pembunuhan

Polisi mengungkap motif MDN tega membunuh bayinya karena jeratan ekonomi.

Diketahui MDN sudah memiliki tiga anak yang masih kecil.

MDN mengaku tidak ingin memiliki anak lagi lantaran tak sanggup menghidupi ketiga anaknya yang masih kecil.

"Karena ekonomi. Iya enggak ingin punya anak lagi. Karena sudah punya anak 3 masih kecil-kecil," ucap MDN.

MDN mengaku kebobolan dengan kehamilan anak keempatnya.

Padahal, dia merasa sudah melakukan program Keluarga Berencana (KB).

Selama masa kehamilan, MDN berusaha menutupinya termasuk kepada suami dan para tetangga.

Saat ditanya perutnya yang membesar, MDN menjawab terkena tumor.

Kini MDN harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pelaku dijerat Pasal 341 KUHP subsider Pasal 80 ayat 3 UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 dengan ancaman hukuman pidana paling lama 10 tahun penjara.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Fakta Ibu Bunuh Bayinya di Surabaya: Motif Gara-gara Tak Ingin Punya Anak Lagi

https://surabaya.kompas.com/read/2022/12/18/060000378/fakta-ibu-kandung-bunuh-bayi-baru-lahir-di-surabaya-korban-sempat-diberi

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke