Salin Artikel

"Saya Dengar Teriakan Tolong, Tolong, Pak, Tolong..."

KOMPAS.com - Seorang warga bernama Trimo (64) sempat mendengar teriakan minta tolong usai aksi perampokan terjadi di rumah dinas Wali Kota Blitar di Jalan Sodanco Supriyadi, Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (12/12/2022).

Ketika itu, dirinya sedang beribadah shalat subuh di Masjid Syuhada Haji yang letaknya bersebelahan dengan rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso.

"Saya dengar teriakan 'Tolong. Tolong, Pak. Tolong'. Begitu," ujar dia yang tinggal di sebuah gang di seberang rumah dinas wali kota Blitar.

Awalnya, dia mengira saat itu ada orang gila yang sedang mengamuk.

Namun, setelah selesai beribadah dia bersama warga berupaya mencari sumber suara.

"Awalnya saya mengira ada orang gila mengamuk. Tapi setelah shalat saya dan warga lain mendatangi arah suara, ternyata dari rumah dinas Pak Wali," kata dia.

3 anggota Satpol PP 

Setelah dicek ternyata, teriakan minta tolong itu berasal dari salah satu dari tiga personel Satpol PP yang bertugas berjaga.

Dia melihat satu anggota Satpol PP berteriak meminta tolong karena tidak ada lakban di mulut dan matanya.

Meski tidak diborgol, tetapi tangannya masih dalam posisi terikat tali.

"Saya tidak tahu apakah dia berhasil melepas lakban di mata dan mulut. Yang jelas waktu saya datangi, tidak ada lakban di mata dan mulutnya," ujar dia.

Namun, dua anggota Satpol PP lainnya posisinya berada di pos jaga dengan kondisi mata dan mulut dilakban.

"Yang di pos jaga satu orang posisi tengkurap dan satu lagi duduk di kursi. Keduanya dikecek (diborgol). Mata dan mulut dilakban," tutur dia.

"Saya tanya, 'Ada apa, Mas'. Kata dia, 'Saya dipukul kepala saya dan tangan saya diikat'," ucap dia.

Dia mengaku tidak berani ikut masuk ke rumah dinas Wali Kota.

"Katanya Pak Wali dan istri juga diikat," kata dia.

Aksi perampokan

Aksi perampokan itu diperkirakan dilakukan oleh lima orang berlangsung antara pukul 03.00-04.00 WIB.

Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan, dugaan sementara pelaku masuk ke rumah dinas melalui pintu samping setelah melumpuhkan tiga anggota Satpol PP yang berjaga.

Setelah berada di dalam, pelaku yang bersenjata tajam itu mengikat Wali Kota Santoso dan istri, Feti Wulandari.

Di bawah ancaman senjata tajam, pelaku memaksa Santoso dan istri menunjukkan letak uang dan harta berharga lainnya.

"Disekap, diancam dengan senjata tajam. (Diancam) Karena diminta menunjukkan barang berharga," ujar dia.

Dalam aksinya, pelaku membawa kabur uang tunai sekitar Rp 400 juta serta barang berharga dan perhiasan milik istri Santoso.

Argo menegaskan, tidak ada yang terluka akibat peristiwa perampokan itu.

Santoso, Fenti, dan tiga penjaga dalam keadaan sehat.

"Paling kalau ada luka yang dialami (Santoso dan Fenti) itu akibat sekapan," tutur dia.

Ciri-ciri perampok

Polisi sudah mengantongi ciri-ciri pelaku perampokan yang beraksi di Rumah Dinas Wali Kota Blitar.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan, salah satu saksi menyebut kelompok pelaku menggunakan mobil berpelat merah.

"Saksi melihat pelaku menggunakan mobil Innova hitam berpelat merah. Ini sedang kami selidiki," kata dia.

Dia menyebut, hasil pemeriksaan saksi, pelaku terdiri dari empat sampai lima orang.

Menurutnya, ada saksi yang menyampaikan bahwa pelaku memakai topi berwarna hijau, berambut cepak dan memakai bahasa Indonesia saat berkomunikasi.

"Ada saksi yang melihat salah satu pelaku menggunakan jaket warna krem dengan lambang bendera Indonesia," ujar dia.

Saat ini, tim gabungan yang terdiri dari Sat Reskrim Polres Blitar Kota dan dibantu dari Jatanras Dit Reskrimum Polda Jatim terus melakukan penyelidikan.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor Krisiandi)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/12/13/070000778/-saya-dengar-teriakan-tolong-tolong-pak-tolong--

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke