Salin Artikel

Mengenal Lebih Dekat Asrama Mahasiswa Nusantara Surabaya yang Diresmikan Presiden Jokowi

Selain di Surabaya, asrama ini juga akan dibangun di Makassar, Manado, DKI Jakarta, Bantul DIY, dan Malang Jawa Timur.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan, tujuan dibangunnya AMN adalah sebagai sarana pemersatu.

"Sesuai arahan Presiden Jokowi, AMN dibangun sebagai rumah kebhinekaan, rumah bersama nusantara bagi mahasiswa yang menitikberatkan pada nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Budi saat peresmian.

AMN adalah upaya kolaboratif dan di bawah tanggung jawab kementerian dan lembaga, dari BIN, Kementerian Pertahanan, Kementerian PUPR, Kementerian Pendidikan dan Ristek.

Kemudian, Kementerian Agama dan Kementerian KKP, Perguruan Tinggi, hingga pemerintah daerah.

Di Surabaya, AMN terletak di Jalan Jemur Andayani Nomor 1 Surabaya.

AMN Surabaya dibangun di atas lahan seluas 9.975 meter persegi dengan nilai kontrak sebesar Rp 95 miliar lebih dari dana APBN.

AMN Surabaya terdiri dari 2 tower masing-masing 5 lantai untuk asrama mahasiswa putra dan putri. AMN Surabaya memiliki 188 kamar dengan kapasitas 528 orang mahasiswa.

Di dalamnya, dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti ruang komunal, laboratorium bahasa, perpustakaan, ruang serbaguna, klinik kesehatan, tempat ibadah, sarana olahraga hingga bus antar jemput mahasiswa.


AMN Surabaya akan menampung 4.010 mahasiswa angkatan pertama.

Rinciannya 253 mahasiswa putra dan 157 sisanya mahasiswa putri, dengan komposisi 165 berasal dari Papua, dan 245 sisanya dari non Papua.

Mereka berkuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Airlangga Surabaya (Unair), Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) dan UPN Veteran.

"Mereka wajib tinggal selama 2 tahun dengan fasilitas Beasiswa LPDP Kemenkeu, biaya pendidikan, biaya hidup dan uang saku serta dibekali Kartu Indonesia Sehat (KIS)," kata terang Budi Gunawan.

Selama tinggal di asrama, para mahasiswa wajib mengikuti program wawasan kebangsaan, wawasan nusantara, karakter pelajar Pancasila, bela negara, hingga kewirausahaan.

Pengelolaan AMN Surabaya didukung tenaga pendidikan dari sejumlah kampus yakni Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Airlangga Surabaya (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), UPN Veteran dan Universitas Pertahanan.

"Para mahasiswa tersebut disiapkan untuk menjadi pelopor, motivator, dan inisiator yang mampu menyebarkan semangat persatuan kesatuan dalam keberagaman dan cinta tanah air di daerah asal dalam bingkai NKRI," ucap Budi.

Presiden Jokowi dalam sambutannya menyebutkan, AMN dibangun agar bangsa Indonesia bisa saling mengenal.

Jokowi menceritakan, usulan dibentuknya Asrama Mahasiswa Nusantara datang dari 61 tokoh Papua yang hadir di Istana Negara pada 2019 lalu.

"Mereka melaporkan banyaknya peristiwa gesekan antar mahasiswa," kata Jokowi.

Menurutnya selama ini memang di kota-kota pendidikan hampir semua provinsi punya asrama mahasiswa masing-masing dan mereka tidak saling mengenal.

Sehingga perlu dibangun satu asrama untuk semua sehingga mereka saling mengenal.

"Yang dari Papua kenal dengan yang dari Jawa, yang dari Jawa kenal yang dari Kalimantan. Ini untuk kita saling mengenal. Kita ini bangsa besar," terang Jokowi.


Menurutnya perbedaan bukanlah kelemahan, tapi merupakan kekuatan.

"Kalau kelemahan artinya bisa diadu domba, tapi jika dapat rukun dan bersatu maka akan menjadi kekuatan," tegasnya.

Jokowi menyebut Indonesia memiliki 714 suku yang berbeda-beda. Masing-masing suku memiliki sub suku. Dari 4 Suku Dayak saja, satu suku memiliki 406 subsuku.

Karena keyakinan itu, maka Jokowi langsung menyetujui saat ada usulan pembangunan asrama mahasiswa nusantara di kota-kota besar yang merupakan pusat pendidikan.

"Ini agar kita saling mengenal, mahasiswa dari berbagai daerah saling mengenal karena kita ini bangsa dan negara yang besar," ucap Jokowi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/30/174521578/mengenal-lebih-dekat-asrama-mahasiswa-nusantara-surabaya-yang-diresmikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke