Salin Artikel

Kisah Kakek Sukadi, Tukang Becak yang Hidup Sebatang Kara, Tolak Bantuan Pemerintah karena Merasa Masih Mampu

MADIUN, KOMPAS.com - Video seorang tukang becak asal Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang menolak bantuan pemerintah viral di media sosial. Kakek Sukadi (68) menolak segala bantuan dari pemerintah lantaran merasa dirinya masih mampu dan tidak mau merepotkan orang lain.

Video seorang tukang becak menolak bantuan pemerintah itu menjadi viral setelah diunggah akun @om_bhabin99 di media sosial Tiktok. Video berdurasi 53 detik itu mendokumentasikan seorang Bhabinkamtibas Polres Madiun yang memberikan bantuan kepada kakek Sukadi.

Namun, Kakek Sukadi berupaya menolak saat Babinkamtibmas dan Babinsa mengantar uang tunai bantuan inflasi BBM untuk penyandang lansia pada Rabu (23/11/2022). Dalam video itu, Sukadi tampak bersikeras menolak bantuan uang tunai yang diberikan kepadanya.

Ditemui di kediamanya, Senin (28/11/2022), Sukadi enggan berkomentar. Sukadi yang hidup sebatang kara tinggal di rumah yang berdinding papan bekas dan beratap plastik ditindih dengan potongan kayu.

Selain menjadi pengayuh becak, Sukadi kesehariannya juga mencari barang bekas. Penghasilannya pun tak lebih dari Rp 50.000 setiap harinya.

Ketua RT 8 RW 2 Kelurahan Munggut, Suwarno membenarkan Sukadi yang menolak setiap bantuan yang diberikan pemerintah meski hidup serba kekurangan. Tak hanya dari pemerintah, Sukadi juga menolak bantuan yang diberikan tetangga dan orang lain.

“Keseharian Pak Sukadi ini sebagai pemulung dan tukang becak. Tetapi dia tidak mau menerima segala bentuk bantuan. Alasannya karena masih mampu bekerja sendiri,” kata Suwarno.

Suwarno mengatakan, Sukadi juga menolak bantuan dari lingkungan setempat, baik dalam bentuk zakat, daging kurban atau berkat.

“Enggak mau (terima bantuan). Alasannya dia tidak mau merepotkan orang lain,” jelas Suwarno.

Suwarno menambahkan, sejatinya warga sudah berusaha mambantu memperbaiki atap tempat tinggal Sukadi. Namun, kakek sebatang kara itu juga menolaknya.

“Kami sudah berusaha memperbaiki atap rumah diganti dengan genteng juga tidak mau karena tidak ingin menyusahkan orang lain. Ia ingin berdiri sendiri,” demikian Suwarno.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/29/085607178/kisah-kakek-sukadi-tukang-becak-yang-hidup-sebatang-kara-tolak-bantuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke