Salin Artikel

Warga Keluhkan Jalan Rusak, Pemkot Malang: Kalau Tidak Butuh Biaya Besar, Segera Kami Tangani

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto mengatakan, pihaknya setiap hari menangani jalan rusak dengan skala kecil.

Ia mengingatkan, penananganan jalan rusak tak hanya menjadi kewenangan Pemkot Malang. Sebab, terdapat sejumlah jalan yang menjadi kewenangan Pemprov Jatim.

"Kalau memang tidak membutuhkan biaya yang besar segera akan kami tangani, sejauh itu menjadi kewenangan Pemkot Malang," kata Dandung saat dihubungi, Rabu (23/11/2022).

"Jadi kalau misalnya seperti Jalan Borobudur, Jalan Soekarno-Hatta sampai Tlogomas itu jalan provinsi, bukan kewenangan kami, jadi kalau kami menangani menjadi salah," tambah dia.

Dandung mengaku memiliki tim yang rutin menangani kerusakan jalan. Petugas DPUPRPKP akan memeriksa laporan kerusakan jalan dari masyarakat.

Kemudian, penanganan jalan rusak dilakukan saat malam hari untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas dan dengan catatan tidak hujan.

"Itu segera kita tangani, penanganannya pada saat tidak hujan, jadi kendala kita pas kita mau menangani pas hujan, percuma musuhnya aspal kan air," kata Dandung.

Dandung mengungkapkan, setiap hari, petugas bisa memperbaiki kerusakan jalan di empat hingga lima titik. Hal itu menyesuaikan dengan kondisi skala jalan yang rusak.

"Kita tergantung jumlah dan volume lubang, kalau dalam satu titik lokasi itu jumlah lubangnya sedikit kita bisa beberapa titik, 4-5 titik, tetapi kalau dalam satu titik jumlah lubang besar ya hanya satu maksimal 3 titik," katanya.

Terakhir kali, petugas memperbaiki kerusakan jalan di kawasan Sawojajar.

"Terakhir itu beberapa hari lalu, di minggu lalu, dilakukan di Jalan Danau Toba, Jalan Kerinci dan Jalan Maninjau," katanya.

Dandung membantah kerusakan jalan di Kota Malang saat musim hujan karena kaulitas aspal yang buruk. Kerusakan, kata dia, dipengaruhi sejumlah faktor, seperti umur jalan, air hujan, dan volume serta beban kendaraan yang lewat.

"Bukan, jadi bahan yang digunakan tentunya sudah sesuai dengan kualifikasi, jadi bisa terjadi, satu karena umur jalan. Yang kedua karena hujan karena musuhnya dengan air, jadi begitu aspal ada lubangan sedikit saja di jalan itu pasti akan merembes di dalamnya dan berpotensi untuk membuat aspal ngelontok. Yang ketiga karena volume kendaraan, kemudian beban kendaraan yang cukup besar," ungkapnya.

"Apalagi seperti Jalan Gribig, biasanya kan berpotensi dilewati truk tebu, nah truk tebu itu bebannya berat sekali, jadi potensi beban," tambahnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/23/142636878/warga-keluhkan-jalan-rusak-pemkot-malang-kalau-tidak-butuh-biaya-besar

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke