Salin Artikel

Diduga Jadi Tempat Penyekapan Belasan Perempuan, Warung Kopi di Pasuruan Disegel Polisi

Kedua tempat itu yakni di salah satu ruko Gempol City Walk di Kecamatan Gempol. Di sana polisi mengamankan delapan perempuan, yang tiga di antaranya masih di bawah umur.

Lokasi kedua, polisi juga menggerebek sebuah wisma di kawasan kawasan Tretes, di perumahan Pesanggrahan Anggrek II, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Di sana, sebanyak 11 perempuan diamankan polisi, satu di antaranya masih berusia di bawah umur, dan dua orang diduga muncikari berinisial DGP (29) dan RNA (30).

Dari kedua tempat itu, polisi mengamankan total 19 perempuan. Mereka diduga menjadi korban human trafficking dan dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) kepada pria hidung belang.

Satpam Komplek Ruko Gempol City Walk Handoko mengatakan, ruko tersebut telah disegel polisi. Sebelum disegel, Handoko mengetahui ruko tersebut dijadikan kafe atau warung kopi.

"Sebelumnya saya tidak tahu kalau ruko itu dijadikan tempat penyekapan atau praktik prostitusi. Sebab mereka sewanya itu buat kafe," ungkap melalui sambungan telepon, Senin (21/11/2022).

Ruko itu, kata Handoko, baru disewa selama sebulan terakhir.

"Pengelola kafenya juga sombong ketika bertemu. rupanya buat nutupi kedoknya," jelasnya.

Ia baru mengetahui kalau ruko itu diduga menjadi tempat prostitusi dari salah satu orangtua saat membantu penggerebekan polisi, Senin lalu.

"Saya bantu waktu penggerebekan, dan tau dari orang tua korban kalau mereka dipaksa," jelasnya.

Handoko menambahkan, salah satu korban merasa takut membeberkan dugaan praktik prostitusi di tempat itu karena mereka kerap mendapat siksaan dan perlakuan kasar dari penjaga warung kopi jika melawan.

"Kalau berontak mereka dihajar. Pas saya tanya kok nggak teriak, mereka bilangnya takut, nggak berani," tuturnya.

Handoko juga juga mendapat cerita dari perempuan yang disekap di warung kopi itu, korban yang disekap itu adalah PSK yang pernah melawan muncikari.

"Jadi awal di direkrut, mereka ditampung di Tretes. Kemudian kalau ada yang berontak mereka dibawa dan dipaksa jadi pelayan warkop WP GON," jelasnya.

Selama berada di warung kopi itu mereka dipaksa menjadi pelayan warkop dengan pengawasan ketat. Dilarang keluar, tidak boleh memegang ponsel. Bahkan untuk pergi ke kamar mandi pun mereka terus diikuti penjaga.

"Makan saja dikontrol sampe ke kamar mandi juga dijaga. Pokoknya mereka diawasi supaya tidak berontak apalagi sampai kabur," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/21/170736278/diduga-jadi-tempat-penyekapan-belasan-perempuan-warung-kopi-di-pasuruan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke