Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi Bonadi mengatakan, di desa yang sama terdapat tiga sapi yang terjangkit BEF, dua di antaranya sembuh.
“Di desa itu ada 3 sapi yang terkena BEF, 2 sembuh sementara satu sapi mati,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa (15/11/2022).
Bonadi menambahkan, penyait BEF disebebkan oleh virus BEF dan ditularkan oleh perantara serangga. Menurutnya dengan penanganan yang tepat BEF bisa disembuhkan.
Terkait sapi milik Suhartono yang mati usai divaksin PMK, menurutnya, bukan termasuk kasus PMK sehingga pemilik sapi tidak akan mendapat kompensasi.
“Kalau bukan PMK kita tidak bisa usulkan untuk dapat bantuan,” imbuhnya.
Untuk mencegah penyebaran PMK Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi telah melakukan vaksin terhadap lebih dari 2.300 sapi di mana tercatat 2.200 sapi terpapar PMK dinyatakan sembuh.
Sementara 40 sapi saat ini masih dalam penanganan penyembuhan PMK. Angka kematian sapi akibat PMK di Ngawi tercatat 44 ekor dan potong paksa 4 ekor.
Sebelumnya Suhartono (51) warga Desa Brangol, Kecamatan Karangjati, mengaku sapinya mati pada Hari Sabtu (12/11/2022) sore usai divaksin PMK dosis 2 sehari sebelumnya.
Suhartono mengaku mengalami kerugian hingga Rp 15 juta sesuai harga pasaran sapi miliknya.
Dia juga mengaku meminta ganti rugi atas biaya penguburan sapi miliknya tersebut.
"Saya rugi Rp 15 juta, saya sudah laporkan kepada Kepala Desa Brangol," ujar Suhartono.
https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/16/082133678/sapi-di-ngawi-mati-usai-divaksin-pmk-dinas-peternakan-itu-karena-bef-bukan
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan