Salin Artikel

Desa Bacem di Blitar Terendam Banjir, Kepala BPBD: Ini Efek Domino Kerusakan Alam

Banjir di Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, itu terjadi akibat luapan sungai yang melintasi wilayah tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto mengatakan, banjir terjadi karena sungai tak mampu menampung pasokan air hujan dari area lebih tinggi.

“Ini banjir akibat luapan dari sungai saja. Sekarang sudah surut. Saya masih di lokasi ini,” ujar Ivong saat dikonfirmasi, Senin sore.

Ivong menyebut, sungai meluap akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah perbukitan dengan elevasi tanah lebih tinggi sekitar pukul 13.00 WIB.

“Tadi terjadi hujan lebat di atas, di daerah Kali Tengah sehingga debit air cukup deras turun kke sungai dan meluap di Dusun Cungkup ini,” jelasnya.

Menurut Ivong, terdapat 20 rumah dan satu sekolah dasar yang ada di RT 4, RW 4, Desa Bacem yang tergenang luapan air setinggi sekitar 50 cm. Namun genangan air hanya berlangsung sekitar 45 menit kemudian secara berangsur surut.

“Sekarang hujannya juga sudah reda, tinggal gerimis. Sekitar pukul 16.00 WIB tadi warga mulai bersih-bersih rumah. Tapi kami akan terus memantau di sini untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu curah hujan meningkat,” ujarnya.

Akibat kerusakan alam

Ivong menjelaskan, banjir terjadi akibat hujan cukup lebat selama beberapa jam di area perbukitan di sekitar wilayah Desa Bacem.

Meski hujan berlangsung tidak terlalu lama, tetapi penampang sungai yang melintasi desa itu tak mampu menampung pasokan air dari perbukitan di sekitar Desa Bacem.

Ivong membenarkan perlunya dilakukan normalisasi penampang sungai di wilayah Kecamatan Sutojayan dan sekitarnya untuk mengatasi pendangkalan.


Namun, kata Ivong, pendangkalan bukan satu-satunya penyebab banjir akibat meluapnya air dari sungai-sungai yang ada.

“Sungai dinormalisasi, jelas. Tapi memang begini lho. Ini kan efek domino dari kerusakan alam sehingga ada hujan agak anu sedikit akhirnya air tidak bisa meresap ke tanah tapi turun dan membawa material lumpur dan akhirnya sungai cepat terjadi pendangkalan,” ujarnya.

Ivong merujuk pada mayoritas wilayah Blitar selatan di mana terdapat banyak perbukitan karst yang sudah cukup lama gundul.

Gundulnya hutan di wilayah Blitar selatan, kata Ivong, mengakibatkan kemampuan tanah menyerap air berkurang sehingga hujan lebih banyak yang mengalir ke area dengan elevasi rendah termasuk sungai.

Pada saat yang sama, lanjutnya, air hujan menggerus tanah di perbukitan dan membawanya ke sungai sehingga mengakibatkan pendangkalan pada penampang sungai. Tanah menjadi lebih mudah terbawa air hujan lantaran tidak ada lagi akar pohon yang menahannya.

“Akibatnya, hujan sedikit saja terjadi banjir, sungai meluap, dan lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, banjir besar sempat terjadi di Kecamatan Sutojayan dan wilayah lainnya di Kabupaten Blitar, Senin (17/10/2022).

Banjir itu membuat sekitar 400 keluarga mengungsi. Setidaknya, 1.000 rumah terdampak banjir tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/14/201244878/desa-bacem-di-blitar-terendam-banjir-kepala-bpbd-ini-efek-domino-kerusakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke