Salin Artikel

1 Warga Tulungagung Meninggal karena Leptospirosis, Ini Gejalanya

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmat menjelaskan, korban terlambat mendapatkan pertolongan medis.

"Korban tidak dibawa ke dokter sehingga terlambat penanganan," kata Kasil, Sabtu (12/11/2022), seperti dikutip dari Antara.

Gejala kulit kuning hingga mata merah

Warga yang meninggal dunia ialah warga Pandansari, Kecamatan Ngunut.

Mulanya, keluarga menganggap penyakit itu adalah penyakit biasa.

"Korban sudah mengalami gejala leptospirosis sejak Minggu (30/10/2022), namun keluarganya tidak tahu. Dianggap penyakit biasa sehingga tidak dibawa ke dokter," katanya.

Kondisi korban semakin memburuk hingga dibawa ke RSUD dr Iskak Kabupaten Tulungagung.

Dokter mencurigai penyakit korban terjadi akibat infeksi leptospirosis setelah melihat kondisi yang dialami korban, seperti kulit kuning, mata merah, dan nyeri tubuh.

Uji laboratorium pun dilakukan pada Minggu (6/11/2022).

"Saat dibawa ke rumah, gejalanya sudah mengarah ke leptospirosis. Korban segera mendapat penanganan (medis) intensif, namun terlambat," kata dia.


Kasus baru setelah mereda

Kasus kematian warga Pandansari akibat leptospirosis itu disebut sebagai kasus baru setelah sebelumnya kasus tersebut dinyatakan mereda.

Di daerah tersebut, kata Kasil, leptospirosis sempat dinyatakan tak ada. Kasus terakhir diidentifikasi pada 2019 di Desa Bono dan Ngranti Kecamatan Boyolangu.

Adapun penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira yang dibawa oleh hewan.

Bakteri ini bisa dibawa oleh tikus, kucing, anjing, sapi, hingga kambing.

Bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui luka, makanan, dan minuman.

Sumber: Antara

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/14/052427278/1-warga-tulungagung-meninggal-karena-leptospirosis-ini-gejalanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke