Salin Artikel

Bupati Banyuwangi Sebut Alih Fungsi Lahan Sebabkan Banjir Bandang, PTPN XII: Bukan Saatnya Mencari Kambing Hitam

Menanggapi hal tersebut, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XII wilayah Banyuwangi, membenarkan jika memang terjadi alih fungsi lahan di hulu. 

"Memang terjadi alih fungsi lahan dari tanaman kakao menjadi tanaman tebu," kata Koordinator PTPN XII wilayah Banyuwangi, Sanuri kepada wartawan, Senin (711/2022). 

Menurut Sanuri, alih fungsi lahan dari tanaman kakao menjadi tanaman tebu tersebut bukan merupakan penyebab utama banjir yang melanda lima desa di Kalibaru.

"Sebetulnya kekuatan akar tanaman kakao dan tanaman tebu beda tipis. Hal ini bukan merupakan patokan. Jadi, karena kebetulan saja," ungkap Sanuri.

Pihaknya menolak jika alih fungsi lahan disebut sebagai penyebab utama terjadinya banjir.

Menurutnya, yang perlu diperhatikan adalah mengenai curah hujan tinggi. Sanuri mengatakan, dari data Dinas PU Pengairan Banyuwangi curah hujan yang terjadi di wilayah Kalibaru pada Kamis (3/11/2022) memang tergolong tinggi.

"Bukan saatnya mencari kambing hitam, siapa yang harus bertanggung jawab dalam musibah ini. Namun lebih mencari solusi bagaimana ke depan tidak terjadi hal serupa," ujarnya.


Sanuri mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengoptimalkan penyaluran bantuan terhadap korban banjir, baik berupa materiil maupun bantuan pembersihan lokasi banjir bandang. 

"Kami waktu itu langsung turun ke lapangan. Membantu warga membersihkan lingkungan dan rumah warga terdampak banjir," tandas Sanuri. 

Sebelumnya Pemkab Banyuwangi menyebutkan, penyebab terjadinya banjir bandang di Kecamatan Kalibaru, salah satunya karena alih fungsi lahan.

"Untuk mengatasi persoalan ini, kita nanti akan duduk bareng, diharapkan semuanya punya kesadaran masing-masing. Karena ada alih fungsi lahan, sampah dan juga hujan dengan intensitas tinggi," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Menurut Ipuk, saat ini Pemkab Banyuwangi tengah membuat perencanaan terkait pengalihan air dari hulu, agar tidak lagi masuk ke sungai-sungai kecil yang ada di sekitar pemukiman warga sekitar.

Upaya pencegahan pun bakal dilakukan. Di antaranya reboisasi, menjaga kebersihan dan pertimbangan alih fungsi lahan di daerah yang rawan bencana. 

"Masyarakat juga akan kita libatkan pastinya, terkait dengan upaya reboisasi, terkait masalah sampah, untuk membahas itu semua," terang Ipuk.

Warga setempat juga tidak menyangka akan terjadi banjir bandang di wilayah Kecamatan Kalibaru. Warga juga menduga ada alih fungsi lahan.

"Sejak lahir di sini tidak pernah saya lihat banjir. Kita menduga adanya alih fungsi lahan dan tanaman keras yang dilakukan perkebunan," kata salah satu warga Desa Kalibaru Wetan, Rofik.

"Tentu harapan kami, ada pertanggungjawaban perkebunan dalam hal ini PTPN XII," tandas Rofiq.

BPBD Banyuwangi, mencatat, ada lima desa yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Kalibaru, pada Kamis (3/11/2022) malam.

Lima desa tersebut yaitu Desa Banyuanyar, Kalibaru Manis, Kalibaru Wetan, Kalibaru Kulon dan Desa Kajarharjo.

Banjir terparah berada di Desa Kalibaru Wetan. Ada puluhan rumah di desa setempat mengalami rusak parah akibat diterjang banjir.

Tiga jembatan penghubung juga putus, barang berharga milik warga ikut hanyut, yakni 7 sepeda motor, 3 mobil, 14 ekor kambing dan 3 ekor hewan ternak sapi.

Total ada 1.100 jiwa dari puluhan rumah yang terdampak banjir bandang tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/07/174504578/bupati-banyuwangi-sebut-alih-fungsi-lahan-sebabkan-banjir-bandang-ptpn-xii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke