Salin Artikel

Nekat Terabas Aturan, Pengunjung Pantai Serang Hilang Disapu Ombak, Sempat Berkeliling Naik Motor

KOMPAS.com - Seorang pengunjung bernama Jiantoro (25) hilang setelah terseret ombak di Pantai Serang, Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Minggu (6/11/2022) siang.

Saat itu, warga Desa Wonotirto ini seorang diri berkeliling pesisir Pantai Serang dengan menggunakan sepeda motor.

Namun, tiba-tiba korban terjatuh dari sepeda motornya dan tersapu ombak besar hingga tergulung ke laut.

Sementara, sepeda motor korban yakni Yamaha Jupiter nopol AG 4567 KAN ditemukan tergeletak di atas pasir pantai tak jauh dari korban terjatuh.

Kapolsek Panggungrejo, Iptu Agus Purnomo mengatakan, polisi bersama para nelayan berupaya melakukan pencarian.

"Kami bersama para nelayan setempat masih melakukan pencarian namun sampai kini belum ditemukan. Hanya sepeda motornya yang ditemukan di tepi pantai," kata dia dikutip dari Surya.id, Minggu.

Langgar larangan

Peristiwa itu terjadi pukul 11.00 WIB saat korban datang ke Pantai Serang sendirian dengan mengendarai sepeda motor.

Para wisatawan yang datang hanya diperbolehkan berjalan kaki saat mengunjungi pantai.

Ternyata, larangan penjaga pantai tidak diindahkan oleh korban.

Korban nekat melanggar aturan tersebut dengan berkeliling pantai menggunakan sepeda motornya.

Berdasarkan penelusuran, korban sempat bolak-balik mengelilingi tepian pantai berpasir putih itu dengan motornya.

Bahkan, ban sepeda motornya itu sampai basah terkena air laut karena terlalu ke tepi.

Lalu, roda motor korban mendadak terperosok di hamparan pasir pantai yang lunak.

Korban yang terjatuh dari motor lalu terpelanting hingga tercebur ke tepian pantai yang landai.

"Korban nekat meski sudah dilarang oleh petugas pantai. Memang pengunjung tidak diperbolehkan berputar-putar pantai dengan mengendarai motornya sendiri. Karena rawan terjadi sesuatu, sehingga korban diingatkan oleh penjaga wisata itu," ujar dia.

Korban terpelanting

Menurut dia, korban seharusnya bisa cepat bangkit karena pesisir pantai itu landai.

Namun, tanpa diduga mendadak datang hempasan ombak besar yang menghantam lalu menggulungnya dan seketika korban tidak terlihat.

Belasan orang nelayan dan pengunjung yang menyaksikan kejadian itu langsung berteriak histeris.

Seketika itu, para penjaga pantai dan belasan nelayan mengejarnya.

Namun korban sudah tidak ditemukan karena diperkirakan sudah jauh terseret ombak ke tengah laut.

"Sore ini hujan, sehingga pencarian untuk sementara kami hentikan dan akan kami lanjutkan besok (Senin, 7/11/2022)," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nelayan Blitar Histeris, Saksikan Pemotor Kelilingi Pantai, Jatuh dan Sekejap Hilang Ditelan Ombak

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/06/210336078/nekat-terabas-aturan-pengunjung-pantai-serang-hilang-disapu-ombak-sempat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com