Salin Artikel

Rayakan Hari Santri Nasional, Para Santri Lumajang Ikuti Lomba Ngeliwet

LUMAJANG, KOMPAS.com - Puncak peringatan hari santri nasional tahun 2022 di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dimeriahkan dengan gelaran lomba ngeliwet di depan Kantor Bupati Lumajang, Sabtu (5/11/2022) malam.

Diketahui, ngeliwet adalah proses menanak nasi di sebuah panci. Panci itu kemudian dimasak di atas tungku dari susunan batu bata dan apinya berasal dari kayu bakar kering.

Ngeliwet ini menjadi budaya yang kerap kali dijalani oleh para santri di pondok pesantren dengan berbekal peralatan dan bahan seadanya.

Setidaknya ada 30 kelompok yang terdiri dari berbagai pondok pesantren di Lumajang yang mengikuti lomba ngeliwet ini. Pesertanya, bukan dari santri-santri yang masih aktif mondok, tetapi para kiai dan gawagis.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, acara kali ini sengaja dilaksanakan sebagai bentuk nostalgia masa lalu sebagai seorang santri.

Menurutnya, ngeliwet dapat melatih kesabaran karena proses yang lama dan melatih rasa syukur manusia kepada Sang Pencipta. Sebab, bagaimanapun hasil masakannya pasti akan dimakan dan tidak akan tersiksa.

"Kita ingin nostalgia aja dulu waktu masih jadi aantri jadi para kyai, gus, dan pengasuh pondok kita kumpulkan disini lomba ngeliwet," kata Thoriq di Lumajang.

"Bisa dilihat tadi ada yang gosong, ada yang belum matang, tapi ya namanya santri tetap saja dimakan," imbuhnya.

Thoriq menambahkan, akan menggelar festival ngeliwet yang lebih meriah lagi tahun depan. Rencananya, akan melibatkan ribuan pondok pesantren di Lumajang dan sekitarnya.

"Ini masih kita pikirkan, kalau bisa ajak semua pondok ini kan ribuan ya, bikin seribu liwetan, wah ini bisa rekor muri ini," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lumajang Bukasan menyebut lomba ngeliwet ini sebagai peringatan kepada kaum laki-laki bahwa tugas perempuan di rumah itu tidak mudah.

Menurutnya, menjadi santri adalah sarana melatih kemandirian dalam menjalani kehidupan setelah berkeluarga.

"Ini peringatan ya bagi yang laki, ternyata istri dirumah itu susah lo, kita harus siap, kalau santri pasti udah biasa seperti ini," jelasnya.

Acara ini ditutup dengan makan bersama beralaskan daun pisang dengan saling bertukar lauk hingga rebutan sambal.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/06/120335678/rayakan-hari-santri-nasional-para-santri-lumajang-ikuti-lomba-ngeliwet

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com