Salin Artikel

Densus 88 Tangkap Kepala Sekolah di Sumenep, Bupati: Kalau Sudah Terpapar Aliran Radikal Memang Susah

 

Dari tiga warga yang ditangkap, salah satunya menjabat sebagai kepala sekolah dasar (SD) Negeri di Kecamatan Manding.

Terduga teroris itu antara lain berinisial AR, NH, dan AR (kepsek).

Bupati Achmad Fauzi mengaku, sebenarnya pihaknya telah mendengar aktifitas AR sejak enam bulan yang lalu.

Bahkan, AR sudah pernah dipanggil untuk diberikan pemahaman tentang NKRI secara persuasif.

"Bahkan kami waktu itu langsung memanggil yang bersangkutan, secara persuasif kami memberikan pemahaman tentang NKRI harga mati. Karena tidak mungkin kami langsung secara vulgar menyampaikan jika yang bersangkutan diduga masuk dalam jaringan gerakan radikal," kata dia, Jumat (4/11/2022).

Kendati demikian, Densus 88 telah memantau pergerakan AR sehingga ditangkap pada pekan lalu bersama terduga teroris lainnya.

"Orang kalau sudah "terpapar" aliran radikal seperti itu memang susah ya. Meski kami sudah menanamkan nilai-nilai kebangsaan, tapi kenyataannya mereka tetap seperti itu," jelas dia.

Menurut dia, gerakan radikal di Kabupaten Sumenep memiliki sejumlah simpul seperti di tatanan pemerintahan.

"Jadi gerakan mereka ini ada simpul-simpulnya, ibaratnya ini seperti pemerintahan. Ada pimpinan tertinggi seperti Bupati, kemudian ada pimpinan OPD, ada di pimpinan tingkat desa seperti kades. Tapi untuk Sumenep jaringannya belum sampai ke bawah. Mereka masih merintis untuk mendirikan pemerintahan," ujar dia.

Bahkan, mereka biasanya menggelar pengajian-pengajian secara tertutup dan sesekali mereka akan ke luar kota.

Langkah Dinas Pendidikan

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Syaputra memastikan akan ada proses pemecatan terhadap kepala sekolah yang teridentifikasi terpapar radikalisme.

Termasuk, AR yang sudah diamankan oleh Densus 88 Antiteror Polri.

"Pasti (dipecat) kalau sudah masuk jaringan teroris, tidak ada toleransi," kata dia, Selasa (1/11/2022).

Kendati demikian, hingga saat ini pihaknya belum mengeluarkan keputusan apapun, termasuk pemecatan terhadap kepala sekolah yang dimaksud.

Pihaknya masih menunggu proses lanjutan yang dilakukan oleh Mabes Polri terkait penangkapan itu.

Apalagi, belum ada laporan secara tertulis, baik dari sekolah maupun pengawas pendidikan yang berada di bawah naungannya.

"Kita masih menunggu, termasuk penetapan tersangka dan lainya. Kabarnya kan masih berproses," ungkap dia.

Dia juga memastikan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut tetap berjalan normal.

"Saya sudah meminta Pak Kabid (Kepala Bidang) TK dan SD untuk datang ke sekolah tersebut," ucap dia.

Menurut dia, penangkapan kepala sekolah oleh Densus 88 merupakan yang pertama yang terjadi di Kabupaten Sumenep.

Untuk itu, dia tak mau kejadian itu terulang, khususnya di instansi pendidikan.

Kepala bidang TK dan SD diminta untuk memberikan pemahaman bahaya radikalisme kepada guru-guru SD.

Harapannya, guru-guru itu nantinya meneruskan ke anak didik masing-masing.

"Kalau untuk anak didik kan sudah ada (mata pelajaran) di kurikulum merdeka (untuk mencegah radikalisme). Itu (mata pelajaran Pancasila) menang sudah didesain untuk menanamkan rasa cinta terhadap NKRI," tutur dia.

Kapolres Sumenep Kapolres Sumenep AKBP Eko Edo Satya membenarkan penangkapan terduga teroris tersebut.

"Benar (ada penangkapan terduga teroris), cuma itu ranahnya (dilakukan) langsung dari Mabes Polri," kata dia, Jumat (28/10/2022).

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Sumenep, Ach Fawaidi | Editor Andi Hartik)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Soal Teroris di Sumenep, Bupati Achmad Fauzi Ungkap Simpul Gerakan Para Pelaku: SepertI Pemerintahan

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/05/183658478/densus-88-tangkap-kepala-sekolah-di-sumenep-bupati-kalau-sudah-terpapar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke