Salin Artikel

Cerita Bu Nuri Geluti Budidaya Bunga Telang, Berawal Tanaman yang Tumbuh Liar di Lahannya

Hampir setiap hari, Retno Nurhidayati bergelut dengan terik matahari merawat tanaman bunga telang di kebun miliknya di Jalan Jebayan 1, Desa Prunggahan Kulon.

Perempuan yang akrab disapa Bu Nuri oleh warga sekitar tersebut mulai membudidayakan tanaman telang ini pada masa pandemi Covid-19, tepatnya pertengahan 2021.

Ibu tiga anak itu mulanya sedang mengembangkan usaha budi daya tanaman hias dan aneka pot bunga dengan memanfaatkan lahan kosong di kebunnya.

Namun, di tempat budidaya tanaman hias miliknya, tanaman telang tumbuh secara liar. Tanaman itu menjalar di pagar.

Sepengetahuannya, masyarakat tradisional biasa menggunakan bunga telang untuk pewarna makanan atau minuman.

Bu Nuri kemudian berusaha menambah pengetahuannya dengan mencoba berselancar di internet untuk mencari tahu manfaat lain dari bunga telang.

Setelah membaca beberapa artikel di internet tentang manfaat bunga telang, ia menemukan manfaat bunga telang sebagai minuman herbal untuk kesehatan tubuh.

Berbekal pengetahuan tersebut, Bu Nuri pun mencoba bereksperimen dengan membuat minuman dari bunga telang untuk salah seorang pekerjanya yang sedang menderita diabetes.

Minuman herbal dari bunga telang yang memiliki kaya manfaat tersebut juga dihidangkan kepada teman-teman atau kolega yang bertamu ke tempatnya.

Beberapa temannya yang pernah mencicipi minuman tersebut ternyata ketagihan untuk menikmati minuman herbal dari bunga telang buatan Bu Nuri.

"Kalau bikin minuman saya tambahi bahan rempah-rempah sedikit seperti kapulaga, kayu manis," kata Bu Nuri, saat ditemui Kompas.com, Rabu (26/10/2022).

Alhasil dari postingan di media sosial tersebut, Bu Nuri mendapatkan banyak permintaan dari para kolega maupun pengusaha yang ingin memesan bunga telang yang dikembangkan dan dibudidayakan.


Bahkan, pada awal usahanya membudidayakan bunga telang tersebut, ia sempat menolak beberapa permintaan dari pengusaha di Bali untuk dikirim ke Jerman.

"Waktu itu saya tolak, karena permintaannya terlalu banyak, butuhnya 100 kilogram setiap bulan, sedangkan saya baru mulai budidaya," tuturnya.

Suplai bunga telang kering ke Jakarta

Selang beberapa bulan kemudian, salah seorang rekanan yang datang dari Jakarta melihat hasil budidaya bunga telang milik Nuri. Rekan tersebut mengambil sampel untuk diuji di laboratorium.

Setelah hasil uji laboratorium keluar dengan kandungan zat di dalamnya yang bagus, rekanan tersebut pun memintanya menyuplai bunga telang kering yang sudah dikemas sesuai permintaan.

Awalnya, Bu Nuri hanya bisa menyuplai tiga kilogram, lalu bulan berikutnya bertambah lima kilogram dan permintaan terus bertambah hingga bisa sampai 20 kilogram.

Untuk memenuhi permintaan bunga telang kering tersebut juga tidak mudah, butuh keuletan dan ketelatenan dalam merawat dan memanennya.

Sebab, untuk mengumpulkan satu kilogram bunga telang kering dengan tanaman yang dimilikinya saat ini harus menunggu paling lama satu minggu.

"Sepuluh kilogram bunga telang basah itu kalau dikeringkan hanya jadi satu kilogram. Jadi, butuhnya sangat banyak bunga telang," ungkapnya.

Bu Nuri menceritakan, bunga telang yang dikirimnya ke salah satu rekanannya tersebut dibeli dengan harga yang lumayan tinggi setiap satu kilogramnya.

"Untuk harganya mencapai ratusan ribu per kilogramnya, tapi mohon maaf tidak bisa ungkapkan nominalnya," ujar Bu Nuri.


Menurutnya, harga tersebut sebanding dengan tenaga dan biaya operasional membudidayakan bunga telang sejak masa tanam hingga petik.

Konon, kabarnya bunga telang yang dipesan oleh rekanannya tersebut dikirim ke pasar luar negeri untuk diolah kembali menjadi bahan makanan dan minuman.

"Informasinya, bunga telang itu dikirim ke Perancis dan negara eropa lainnya," tuturnya.

Selama ini proses yang dilakukannya cukup panjang dan belajar banyak dari berbagai kalangan untuk mengembangkan budidaya bunga telang tersebut.

Menyadari adanya peluang yang terbuka cukup luas, Bu Nuri pun mengajak suaminya yang telah memasuki masa pensiun untuk menekuni usaha budidaya bunga telang.

Selain itu, Bu Nuri juga mengajak beberapa temannya untuk menanam atau budidaya bunga telang untuk memenuhi permintaan pasar yang masih terbuka saat ini.

"Pokoknya kalau mau tanam saja, nanti bunganya bawa saya beli, saya juga siap ngajarin kalau mau ikut budidaya bunga telang ini," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/27/133043878/cerita-bu-nuri-geluti-budidaya-bunga-telang-berawal-tanaman-yang-tumbuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke