Salin Artikel

Dusun Sosokan di Probolinggo Belum Dialiri Listrik, Tak Ada Akses Kendaraan Bermotor

Tosan menyebut, Dusun Sosokan, salah satu dusun di desa itu belum dialiri listrik, rata-rata penghasilan masyarakat di sana juga masih rendah.

Tosan menceritakan, aktivitas warga lumpuh pada malam hari. Kondisi itu telah terjadi sejak puluhan tahun lalu.

Tak hanya warga dewasa, kondisi itu juga menyulitkan anak-anak karena tak bisa belajar pada malam hari.

"Ibu yang melahirkan juga susah ditolong karena tidak adanya listrik. Uang yang dimiliki warga tak ada harganya pada malam hari karena gelap," kata Tosan kepada Kompas.com, Kamis (27/10/2022).

Menurut Tosan, Desa Plaosan dihuni 987 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 12 dusun. Sebanyak 25 KK di Dusun Sosokan tak bisa memanfaatkan listrik.

Selain itu, tak ada akses kendaraan bermotor menuju Dusun Sosokan. Sehingga, warga Dusun Sosokan tak ada yang memiliki kendaraan bermotor.

Mayoritas pekerjaan warga dusun itu adalah buruh tani dengan rata-rata penghasilan Rp 35.000 per hari.

Beberapa warga bekerja sebagai peternak dan pekerja serabutan. Untuk memenuhi kebutuhan, sebagian warga mengandalkan sayuran yang ditanam dan bantuan pemerintah.

Sebanyak 30 KK memanfaatkan listrik dari PLTMH tersebut. 

"Sehingga warga tidak begitu sulit saat malam hari untuk beraktivitas. PLTMH itu mengalirkan listrik yang tersambung ke rumah warga," jelas Tosan.

Namun, warga Dusun Sosokan belum bisa memanfaatkan listrik tersebut.


Penyedia PLTMH Bambang Jiwantoro menjelaskan, pembangkit listrik berskala kecil itu memanfaatkan tenaga air sebagai tenaga penggerak, seperti saluran irigasi, sungai, atau air terjaun alam.

Mesin PLTMH yang berada di bawah air terjun Kali Pedati itu sudah beroperasi secara penuh dan memiliki kapasitas 7 Kw.

PLTMH itu dibangun di Desa Plaosan yang lokasi geografisnya memang sulit dijangkau aliran listrik dari PLN karena kondisi alamnya yang berbukit-bukit.

PLTMH itu dikelola oleh Kelompok PLTMH dengan anggota 14 Kepala Keluarga (KK).

“Bagi daerah terpencil, kehadiran energi terbarukan seperti PLTMH sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan sekitarnya,” kata Bambang.

Fasilitas PLTMH Desa Plaosan memiliki kapasitas sebesar lebih kurang 7.000 watt yang dibagi untuk 14 KK dengan total daya per KK sebesar lebih kurang 500 watt. Untuk pembuatan pembangkit listrik itu menelan biaya sekitar Rp 200 juta.

"Warga yang menggunakan listrik PTMH hanya diminta kurang ketika mesin ada perbaikan," pungkas Bambang.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/27/124354178/dusun-sosokan-di-probolinggo-belum-dialiri-listrik-tak-ada-akses-kendaraan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com