Salin Artikel

165 Warga Mengungsi akibat Tanah Bergerak di Kabupaten Blitar

BLITAR, KOMPAS.com - Sebanyak 165 warga harus mengungsi akibat bencana tanah bergerak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sebab, rumah mereka mengalami kerusakan parah akibat bencana tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar melaporkan, total terdapat 84 rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, sedang, parah, dan roboh. Rumah itu tersebar di lima kecamatan.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto mengatakan, jumlah warga yang harus mengungsi akibat bencana tanah bergerak paling banyak berasal dari Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo.

"Lebih dari 100 warga dari Desa Balerejo harus mengungsi ke Balai Desa karena rumah mereka sebagian roboh dan sebagian besar lainnya rusak parah," ujar Ivong saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (26/10/2022).

Kata Ivong, lokasi pengungsian bagi warga desa-desa lainnya yang rumahnya rusak parah juga disediakan di Balai Desa Binangun, Kecamatan Binangun.

"Jumlah pengungsi ini sebenarnya tentatif. Jadi kami mengimbau agar warga yang rumahnya sudah membahayakan untuk tidur pada malam hari di lokasi pengungsian," jelas Ivong.

Jika terjadi hujan lebat, paling pendek selama tiga jam, BPBD juga mengimbau agar warga terdampak untuk mengamankan diri ke rumah yang lebih aman atau ke pengungsian.

Berdasarkan data BPBD, bencana tanah bergerak terjadi di 8 dusun yang ada di 5 desa dan 5 kecamatan. Total, ada 196 keluarga yang terdampak.

Lokasi bencana tanah bergerak lainnya ada di Desa Maron, Kecamatan Kademangan dengan 6 rumah rusak dan 9 keluarga terdampak serta Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan dengan 1 rumah rusak dan 8 keluarga terdampak.

"Tanah bergerak memang tidak semuanya berdampak pada kerusakan rumah terjadi retakan tanah atau longsor di bagian pekarangan warga, misalnya," jelas Ivong.

Menurut Ivong, bencana tanah bergerak terjadi berbarengan dengan turunnya hujan deras pada 16 Oktober 2022 yang memicu terjadinya bencana banjir di sejumlah titik di Kabupaten Blitar.

"Kejadian ini sudah kami laporkan dan akan ada beberapa tahapan penanganan, termasuk survei dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)," ujarnya.

Ivong mengatakan, pihaknya telah menetapkan status darurat bencana tanah bergerak di titik-titik lokasi tersebut sejak 17 Oktober hingga 15 November 2022 nanti.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/26/154709778/165-warga-mengungsi-akibat-tanah-bergerak-di-kabupaten-blitar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke