Salin Artikel

Kesaksian Pendaki, Sempat Bertemu Ali yang Hilang di Gunung Lawu, Disebut Hanya Bawa Tas Kecil

Seorang pendaki lain bernama Bimo Dewobroto (42) mengaku sempat bertemu dengan Ali pada Sabtu (15/10/2022) malam di basecamp Cemoro Sewu.

"Saat itu usai Isya. Sekitar jam 20.00 WIB," ujar Bimo pada Kompas.com, Rabu (26/10/2022).

Mengobrol

Bimo mengungkapkan, pertemuan terjadi saat dia bersama anak istrinya sedang bersantai di tenda yang baru saja mereka bangun.

Kebetulan Bimo juga biasa naik gunung bersama keluarga. Namun saat itu, mereka hanya mendirikan tenda, tanpa naik ke puncak gunung.

Saat menyalakan api unggun, Bimo didatangi pria yang mengaku bernama Ali dari Minggiran, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Ali saat itu mengaku hendak naik ke puncak, namun karena sudah malam dan sendirian, dia memilih menunggu pagi tiba.

Keduanya sempat terlibat percakapan di depan api unggun dekat tenda.

Kebetulan saat itu, Ali juga sedang menunggu pengisian baterai ponselnya di basecamp tersebut.


Hanya bawa tas kecil

Bimo mengatakan, saat itu Ali berpakaian lengkap dengan jaket.

Hanya saja Ali tidak tampak membawa perbekalan seperti pendaki pada umumnya.

Dia hanya membawa sebuah tas kecil model selempang saja.

"Pakaiannya warna apa, saya kurang jelas karena saat itu suasana minim cahaya," ujar Bimo.

Kepada Bimo, Ali saat itu sempat menunjukkan isi tas kecilnya, yang disebut air gula dan air asam Jawa.

Hingga kemudian Bimo menduga bahwa pendakian Ali adalah dalam rangka aktivitas spiritualitas.

Dugaan itu, kata Bimo, didukung dengan bukti salah satu barang bawaan yang dibawa Ali, yaitu kemenyan. 

"Kebetulan saya juga orang Jawa, saya tanya bawa dupa, dia bilang enggak, hanya bawa kemenyan. Lalu saya dikasih sedikit dalam botol," ungkap Bimo.

Setelah sekitar empat jam bercakap-cakap, Bimo dan Ali kemudian saling pamit.

"Setelah itu kami berpisah. Dan saat Subuh, saya tidak bertemu dia lagi," ujar Bimo.

Sebelumnya diberitakan, Ali Rahmatullah dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Lawu yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dia diketahui mendaki dari jalur Cemoro Sewu dan melakukan registrasi di pos pendakian pada 15 Oktober 2022 dan belum kembali hingga sekarang.

Tim pencarian yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, TNI, Polri, dan unsur lainnya kini masih terus melakukan pencarian.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/26/152422578/kesaksian-pendaki-sempat-bertemu-ali-yang-hilang-di-gunung-lawu-disebut

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com