Salin Artikel

Pengendara Motor Tepergok Curi Kabel PT. KAI di Surabaya, Barang Ditinggal Usai Didekati Anggota TNI, Videonya Viral

Aksi pencurian kabel itu terekam dalam sebuah video berdurasi kurang dari dua menit yang viral di media sosial sejak Jumat (21/10/2022).

Dalam video tersebut, pengendara yang hendak mencuri kabel itu sempat ditegur warga.

Namun, pria yang belum diketahui identitasnya itu tampak tak takut sama sekali.

Bahkan pria bercelana pendek hitam dan bertopi tersebut mendekati warga yang sudah merekam dan melarangnya mencuri kabel.

Pria tersebut bahkan melontarkan ancaman dan menantang warga jika aksinya dilaporkan ke polisi.

"Iyo kabele tak gowo. Kon ngelaporno aku kon tak pateni (iya kabelnya saya bawa. Kalau sampai melaporkan saya ke polisi, kamu saya bunuh)," ujar pria tersebut kepada warga yang merekam video.

Namun setelah kembali ke seberang bantaran rel dengan niatan membawa satu rol kabel berwana hitam, pria tersebut langsung didatangi dua anggota TNI yang saat itu sedang melintas berboncengan.

Penjelasan warga

Supri, salah satu warga yang tinggal di sekitar tempat kejadian membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi di Jalan Ahmad Yani, Surabaya.

Ia menjelaskan, sebelum aksinya terpergok warga, terduga pelaku itu disebut sempat mondar-mandir selama berhari-hari di kawasan tersebut.

"Iya tahu, kadang duduk-duduk di trotoar beberapa hari ini. Itu yang ngerekam kan tetangga sebelah rumah ini, memang warga sini sudah curiga," kata Supri saat dikonfirmasi, Minggu (23/10/2022).


Saat itu, ia juga mengakui jika pria tersebut sempat mengancam perekam video lantaran warga akan melapor ke polisi.

Namun, terduga pelaku gagal membawa kabel curiannya setelah terdapat dua anggota TNI yang kebetulan melintas dan menghampirinya. 

Pria pencuri kabel tersebut langsung kabur dan meninggalkan kabel yang sudah dicurinya.

"Ya, seperti pada rekaman yang ada di media sosial itu, bahkan dia juga sempat mengancam untuk membunuh. Tapi pas ada TNI dua orang boncengan, dia langsung kabur dan kabelnya ditinggal begitu saja," ujar dia.

Ditanya terkait kepemilikan kabel, Supri tidak mengetahui secara pasti.

"Kurang tahu, ya. Sepertinya milik Telkom atau PT KAI. Tapi kan warga di sini mendukung pembenahan pemerintah di sini. Jadi ya sama-sama mengawasi," kata dia.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Wonocolo, AKP Ristitanto mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui peristiwa tersebut.

Menurut dia, PT. KAI Daop 8 Surabaya telah membuat laporan polisi ke Polsek Wonocolo soal adanya percobaan pencurian kabel.

"Kami sudah tahu percobaan pencurian tersebut, PT. KAI melapor ke sini," kata Risti.

Saat ini anggotanya sedang melakukan penyelidikan dan siap menangkap terduga pelaku yang wajahnya jelas terekam kamera warga.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya Luqman Arif mengaku telah melaporkan tindakan pencurian kabel tersebut.


Menurut Luqman, kabel tersebut merupakan prasarana perkeretaapian berupa kabel udara telekomunikasi ukuran 20 Core dengan panjang kurang lebih 350 meter.

"Jadi kami sudah ke Polsek Wonocolo pada Sabtu (22/10/2022) untuk melapor, agar dilakukan proses penyelidikan dan penangkapan terhadap pelaku pencurian tersebut," kata Luqman.

Ia menjelaskan, percobaan pencurian kabel milik PT KAI itu mengakibatkan adanya gangguan alat komunikasi antarstasiun.

"Kemarin itu yang alami gangguan alat komunikasi imbas dari pencurian kabel itu, pertama di Stasiuj Wonokromo. Kemudian ke pos jaga perlintasan sebidang antara Stasiun Wonokromo dan Stasiun Waru," ujar Luqman.

Tak hanya itu, menurut Luqman, dampak dari perbuatan yang dilakukan oknum tesebut juga sangat membahayakan perjalanan kereta api.

Sebab, peralatan komunikasi merupakan alat bantu pengamanan perjalanan kereta api.

Ketika alat komunikasi itu mengalami gangguan, apalagi karena kabelnya dicuri, bahaya yang ditimbulkan bisa cukup fatal kepada sejumlah kereta api.

"Karena itu, KAI Daop 8 sangat mendukung upaya pengungkapan kasus tersebut dan berharap pelaku segera tertangkap dan dihukum sesuai aturan yang berlaku," tutur Luqman.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/23/180902378/pengendara-motor-tepergok-curi-kabel-pt-kai-di-surabaya-barang-ditinggal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com