Salin Artikel

RSSA Malang Terima Rujukan Pasien Anak Gangguan Ginjal Akut di Jatim, Terbanyak dari Blitar

Selama Agustus-Oktober 2022, rumah sakit menangani pasien rujukan dari berbagai daerah di Jawa Timur, seperti dari Malang Raya, Blitar, Pasuruan, dan Sidoarjo.

Pihak rumah sakit enggan menyebut jumlah pasien yang dirawat terkait penyakit itu. Namun, rata-rata pasien yang dirawat berusia dua hingga lima tahun.

"Terbanyak rujukan dari rumah sakit yang ada di Blitar sebanyak 44 persen dari pasien yang ada. Terbanyak pasien jenis kelamin laki-laki (yang dirawat). Mereka rata-rata mengalami gejala demam, diare, batuk, pilek, penurunan kesadaran, nyeri perut, muntah, ISPA," kata salah satu dokter RSSA dr Krisni Soebandijah di Malang, Kamis (20/10/2022).

Ia menjelaskan, gangguan ginjal akut progresif atipikal merupakan penurunan fungsi ginjal secara cepat. Gejalanya ditandai dengan menurunnya produksi urine.

"Fungsi ginjal bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium, biasanya didapatkan peningkatan urium glatinin atau penurunan dari fungsi ginjal," katanya.

Penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal masih belum diketahui. Tim medis juga belum bisa memastikan apakah hal itu disebabkan obat sirup atau bukan.

Namun, tim medis RSSA sudah tidak menggunakan obat sirup atau cair dalam menangani pasien. Mereka menggunakan obat berbentuk puyer atau suppositoria yang harus melewati dubur.

Akibat penyakit itu, sebagian pasien anak yang dirawat harus menjalani terapi cuci darah atau hemodalisis, beberapa pasien bisa lepas dari ketergantungan itu.

Dari pasien yang dirawat di RSSA Kota Malang, sebanyak 30 persen meninggal dan 56 persen sembuh.

Ketua IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Jatim Perwakilan V Malang Raya dr Harjoedi Adji Tjahjono mengimbau masyarakat tidak menggunakan obat cair atau sirup sampai menunggu informasi lebih lanjut dari Kemenkes dan BPOM.

Ia juga mengimbau gejala gangguan ginjal akun progresif atipikal terhadap anak seperti berkurangnya produksi urine secara mendadak. Jika hal itu terjadi, orangtua diminta segera memeriksa anaknya ke dokter.

"Terutama balita, misal 12 atau 24 jam kurang atau tidak ada kencing. Kita juga mengimbau (kepada dokter) untuk tidak meresepkan obat cair atau sirup yang diganti dengan racikan puyer atau tablet, atau suppositoria," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/20/184218978/rssa-malang-terima-rujukan-pasien-anak-gangguan-ginjal-akut-di-jatim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke