Salin Artikel

Sosok Andi, Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal Usai Dirawat 17 Hari di RS, Juru Parkir yang Tinggalkan 2 Anak

Ia meninggal ruang ICU RS Syaiful Anwar Kota Malang. Pasien adalah rujukan dari RS Wava Husada.

Pria 33 tahun itu menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan selama 17 hari di rumah sakit.

Kini jumlah korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) tercatat sebanyak 133 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo mengatakan kondisi Andi sempat stabil pada Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Namun pada pukul 12.57 WIB, tensi pasien terus menurun hingga pukul 13.20 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia.

Ia menyebut ada beberapa diagnosa yang menyebabkan korban meninggal. Di antaranya gagal nafas tipe 2 on ventilator, infeksi paru, syok sepsis, dan penurunan kesadaran.

Wiyanto juga memastikan Andi tak memili riwayat penyakit sebelum menjadi korban tragedi Kanjuruhan.

"Korban dirawat di ICU selama kurang lebih 17 hari," tuturnya.

Sementara itu keterangan dr Eko Novianto Spesialis Anastesi dan Perawatan Intensif ICU RSSA Malang, Andi dirawat di RSSA sejak 2 Oktober 2022.

Kondisi Andi pada saat itu belum stabil. Dia mengalami memar di bagian paru-paru, serta mengalami patah tulang iga dan patah tulang paha sebelah kanan.

Kondisinya yang belum stabil, membuat pihak rumah sakit belum bisa melakukan operasi sebelum akhirnya tutup usia.

Suka bola, tinggalkan 2 anak

Semasa hidupnya, Andi tinggal di Jalan Kolonel Sugiono III, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Ditemui di rumah duka, Sri tak kuat menahan tangisnya usai melihat anaknya pulang dalam keadaan tidak bernyawa.

Sri bercerita Andi pernah menikah, namun bercerai. Dari pernikahannya, Andi memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Andi ini anaknya dua. Dia duda. Yang perempuan ikut di sini sama dia. Yang laki-laki, ikut sama ibunya," ujar dia.

Sri juga bercerita jika anaknya kerap menonton pertandingan Arema.

"Andi ini sangat suka Arema. Setiap pertandingan dia selalu menonton," ucap dia.

Sebelum melihat pertandingan Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu, Andi sempat berpamitan kepada dirinya.

Dia juga berpamitan kepada anaknya. Saat menuju ke Stadion Kanjuruhan, Andi berangkat bersama temannya.

"Saya sempat lihat kondisi anak saya di rumah sakit. Tapi keadaannya sudah gak sadar. Katanya sempat terinjak-injak sama orang banyak," terangnya.

Sehari-hari, Andi berprofesi sebagi juru parkir di daerah Singosari Kabupaten Malang.

Saat libur, dia membantu orang tuanya mencari rongsokan di sungai yang tak jauh dari rumahnya.

Teman Andi, Depi mengatakan Andi adalah pribadi yang baik dan ramah kepada semua orang.

"Dulu Andi ini pernah parkir sama saya. Terus informasinya saat ini juga parkir. Secara pribadi orangnya baik," ucapnya.

Depi juga tak menyangka harus kehilangan teman lamanya itu. Dia mengetahui informasi kematian Andi dari rekan-rekan sesama Aremania .

"Awalnya saya tahu kalau dia dirawat di celaket (RSSA). Tapi tadi dikabari sudah gak ada. Makannya tadi langsung ke sini," tandasnya.

Kini jumlah korban tragedi Kanjuruhan yang masih menjalani perawatan di rumah sakit tersisa sembilan orang.

Sebanyak tujuh pasien dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang dan dua lainnya di RSUD Kanjuruhan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imron Hakiki | Editor : Dheri Agriesta), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/19/163000978/sosok-andi-korban-tragedi-kanjuruhan-meninggal-usai-dirawat-17-hari-di-rs

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke