Salin Artikel

Cerita Wandi, Hanyut di Atas Rakit di Sungai Brantas hingga Bupati Kediri Ikut Teriak, Videonya Viral

Dalam video yang beredar, tampak Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ikut berlari dan berteriak mengingatkan pria tersebut supaya lekas menepi.

Pria tersebut diketahui bernama Wandi (58), seorang pemulung warga Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

"Dia pemulung dan memang terseret arus pada Senin (17/10/2022)," ujar Kepala Pusdalops BPBD Kota Kediri Zaenal Arifin, Selasa (18/10/2022).

Menurutnya, untuk menyelamatkan pria tersebut dibutuhkan waktu sekitar empat jam.

Kronologi

Cerita bermula saat Wandi yang berprofesi sebagai pengumpul barang bekas di sekitaran Sungai Brantas, melihat drum yang mengapung di sungai.

Dengan perahu rakit bambu sederhananya itu, Wandi meluncur ke sungai untuk mengejar drum tersebut.

Namun, setelah itu dia tidak bisa mengendalikannya rakitnya karena terseret arus sehingga tidak bisa menepi.

Rakit itu pun terus meluncur mengikuti arus hingga melintasi wilayah Kota Kediri.


Apalagi, rakit sederhana yang ditumpangi pria itu hampir menabrak tiang penyangga jembatan lama. Namun dia masih mencoba bertahan di atasnya.

Pria setengah baya itu baru memutuskan melompat ke sungai, meski arus tengah deras, saat rakit akan menabrak tiang Jembatan Brawijaya, yang ada di samping jembatan lama.

"Dia melompat ke sungai lalu meraih drum yang mengapung," ujarnya.

Pada drum itu, kata dia, pria tersebut berpegangan erat dan terus terbawa arus sungai terbesar kedua di Jawa Timur.

Para petugas saat itu tidak tinggal diam. Namun saat itu penerjunan personel ke dalam sungai tidak memungkinkan, sehingga petugas mengikutinya dari jalur darat.

"Sebenarnya masyarakat yang ada di hulu, termasuk para operator perahu tambang juga sudah berupaya menolongnya dengan melemparkan tali, tapi tidak berhasil," ungkap Zaenal.

Dengan drumnya itu, sedikit demi sedikit dia akhirnya bisa menghindari derasnya arus.

Tepatnya di sekitaran Jembatan Semampir, yang berjarak beberapa ratus meter dari Jembatan Brawijaya, pria itu bisa keluar dari sungai.

Pria tersebut langsung disambut oleh tim relawan, terutama dari elemen Wana Rescue, yang sejak awal mengikutinya dari darat. Lalu mengevakuasinya ke tempat aman.

"Saat itu kondisinya sehat, tidak ada luka. Hanya menggigil saja," lanjut Zaenal.

Setelah evakuasi dan pemberian asupan makanan, petugas kemudian mengantarkan Wandi pulang ke rumahnya malam itu juga.

"Kami antar dengan membawa tiga drum hasil mulungnya itu," pungkas Zaenal.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/19/092701278/cerita-wandi-hanyut-di-atas-rakit-di-sungai-brantas-hingga-bupati-kediri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com