Salin Artikel

Emosi, Kakak Korban Tangkap Sendiri Pelaku yang Diduga Cabuli Adiknya

Adapun terduga pelaku pencabulan yang ditangkapnya yakni DK alias Fano (18) warga Desa Ngelak, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ade Roni mengaku nekat menangkap DK lantaran jengkel karena DK diduga melakukan pencabulan kepada adik kandung Ade yang berinisial RA (16).

Setelah menangkap terduga pelaku di kawasan Kecamatan Dampit, DK pun digelandang ke Polres Malang, lalu diserahkan kepada aparat kepolisian.

Sebelumnya, pada Selasa (11/10/2022), saat RA hendak berangkat berlatih pencak silat, pelaku mengajaknya nongkrong di kompleks Stadion Kanjuruhan. Keduanya sudah saling kenal dari media sosial Facebook.

"Saat nongkrong itulah, kopi adik saya seperti dikasih sesuatu, sampai tidak sadarkan diri," ungkap Ade Roni saat ditemui, Minggu (16/10/2022) sore.

RA baru sadar sudah ada di Dampit. Ia mencari ponselnya namun tidak ditemukan, dan ternyata dipegang pelaku.

"Menurut adik saya, selama sadar ia tidak di apa-apain. Hanya saja ia diduga telah dicabuli ketika masih tidak sadarkan diri, karena saat buang air adik saya mengaku sakit kemaluannya," terangnya.


RA baru bisa menghubungi pihak keluarga pada Jumat (14/10/2022). Saat itu juga Ade bertolak ke alamat yang diinformasikan adiknya di kawasan Kecamatan Dampit.

"Namun, saat itu pelaku sudah tidak ada di lokasi," katanya.

Mendengar cerita RA, bahwa ia dibawa pelaku dari Stadion Kanjuruhan dalam kondisi tidak sadarkan diri, Ade pun emosi.

Ia mengajak teman-temannya mencari tahu keberadaan pelaku. Berkali-kali ia menghubungi pelaku, namun tidak kunjung mendapat jawaban.

Sampai akhirnya ia menemukan ponsel milik adiknya dijual oleh terduga pelaku di media sosial Facebook.

"Saya berpura-pura hendak membeli ponsel yang dijual pelaku, dan memancingnya untuk COD. Pelaku pun mau, dan langsung kami tangkap. Kami sudah menyiapkan tali untuk mengikat pelaku," terangnya.

Sebelum melakukan penangkapan, keluarga RA sudah lebih dulu melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Sehingga pada saat berhasil dijemput paksa, pelaku langsung dibawa ke Polres Malang.

"Di tengah perjalanan, pelaku kami tanyai dan mengaku kalau ia memang sudah mencabuli adik saya," tutur dia.

Berdasarkan informasi, pelaku merupakan seorang residivis kasus pencurian kendaraan bermotor.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang, AKP Donny K Bara'langi membenarkan kejadian itu. Hari ini, Senin (17/10/2022) akan dilakukan pemeriksaan kepada terduga pelaku.

"Informasi detailnya belum tahu. Baru hari ini akan kami periksa," katanya melalui sambungan telepon, Senin.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/17/063536378/emosi-kakak-korban-tangkap-sendiri-pelaku-yang-diduga-cabuli-adiknya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com