Salin Artikel

Waspadai Penyakit Gagal Ginjal Misterius, Pemkot Surabaya Tunjuk 2 RS untuk Penanganan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi segera berkoordinasi dengan seluruh layanan fasilitas layanan kesehatan di Kota Pahlawan, melakukan antisipasi untuk pencegahan.

Ia menyatakan, di Kota Surabaya belum tercatat adanya kasus pasien anak-anak yang mengidap penyakit gagal ginjal misterius.

Jika ditemukan, maka penanganan dilakukan di RSUD Dr. Soewandi dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.

"Di Surabaya belum ada. Semoga di Surabaya tidak ada, karena kita sudah antisipasi. Jika itu terjadi maka pengobatannya kita lakukan di RSUD Soewandi dan RS BDH, kita khususkan kalau ada yang sakit langsung kita masukkan (rawat)," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat (14/10/2022).

Eri menjelaskan, jika terdapat temuan kasus, maka jaminan biaya rumah sakit bagi pasien KTP Surabaya telah ditanggung oleh Pemkot Surabaya melalui program Universal Health Coverage (UHC).

Yakni, kerja sama Pemkot Surabaya dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.

"Surabaya sudah memiliki BPJS melalui program UHC, artinya sudah ditanggung semua. Pembiayaan untuk cuci darah dapat dicover dengan BPJS, kalau itu sudah KTP Surabaya maka itu gratis," terang dia.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan kasus terkait penyakit gagal ginjal misterius yang menyerang anak di Kota Surabaya.

Pihaknya melakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat terkait kewaspadaan terhadap penyakit gagal ginjal misterius melalui Puskesmas di seluruh Kota Surabaya.

"Memantau perkembangan kasus penyakit gagal ginjal misterius melalui portal informasi resmi satu pintu, yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut melalui pengamatan dan deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan," kata Nanik.

Ia memastikan, Dinkes Surabaya juga terus meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).

Kemudian, mendeteksi kasus penyakit gagal ginjal misterius yang datang ke fasilitas layanan kesehatan.

Selain itu, pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi kasus apabila ditemukan kasus penyakit gagal ginjal misterius yang berasal dari laporan masyarakat, media, maupun fasilitas layanan kesehatan.

"Untuk penanganan yang diperlukan, sesuai dengan hasil kolaborasi dari dokter spesialis yang menangani, dikarenakan penyakit ini masih belum diketahui penyebabnya," kata dia.

"Jadi, pasien akan ditangani sesuai dengan tanda dan gejala dari pemeriksaan fisik, anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Bila diperlukan, pasien akan dilakukan tindakan cuci darah yang sudah tersedia di Kota Surabaya, di RSUD Dr. Moh Soewandhie dan RSUD BDH," ucap Nanik.

Nanik menambahkan, para orangtua di Kota Surabaya hendaknya tetap tenang namun waspada terhadap penyakit tersebut.

Ia juga berharap masyarakat selalu menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan yang bergizi yang tinggi kalori dan protein.

Jika ada keluarga yang sakit, diharapkan untuk segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk memperoleh pengobatan dari dokter.

"Selalu mengecek tanggal kedaluwarsa obat/makanan sebelum dikonsumsi dan segera melaporkan jika ada keluarga yang mengalami gejala suspek gagal ginjal misterius," kata dia.

"Terutama untuk usia di bawah 18 tahun dengan demam 7-14 hari atau jika ada gangguan pada proses urinaria dan pembengkakan pada bagian-bagian tubuh tertentu, segera laporkan," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/14/205403778/waspadai-penyakit-gagal-ginjal-misterius-pemkot-surabaya-tunjuk-2-rs-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke