Salin Artikel

Mata Kevia Masih Merah akibat Tragedi Kanjuruhan, Tiap 3 Jam Sekali Harus Ditetesi Obat

KOMPAS.com - Hampir dua pekan terjadinya tragedi Kanjuruhan, mata Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih memerah.

Kini, tiap tiga jam sekali, Kevia harus mengobati matanya dengan obat tetes sesuai anjuran dokter.

Selain itu, warga Kota Malang, Jawa Timur, ini juga harus menjalani terapi untuk memulihkan kembali jari tangannya yang masih susah untuk digerakkan.

Kevia merupakan salah satu penyintas tragedi Kanjuruhan. Sehari setelah peristiwa itu, dia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang.

Berdasarkan diagnosis dokter, Kevia mengalami trauma stroke yang membuat jari tangan kanannya tidak bisa digerakkan.

Di samping itu, akibat tragedi Kanjuruhan, Kevia menderita luka memar di sekujur tubuh dan pembengkakan pada mata kanan.

Usai kejadian kelam tersebut, Kevia mengaku badannya tak bisa digerakkan.

"Lemes dan mata saya perih. Kalau dibuat melek pusing," ujarnya, Rabu (12/10/2022), dikutip dari Surya Malang.

Namun, perlahan-lahan, kondisinya mulai membaik. Hanya saja, tangannya masih lemas dan belum bisa digerakkan.

Aremanita tersebut menceritakan kejadian perih yang ia alami pada Sabtu kelabu, 1 Oktober 2022.

Kepanikan pendukung Arema FC bermula saat polisi menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton. Kevia mengaku melihat ada empat gas air mata yang ditembakkan ke tribune 13 Stadion Kanjuruhan.

Efek gas air mata membuat mata Kevia perih, dada terasa sesak, dan nyeri di tenggorokan.

"Yang jelas rasanya perih di mata, hingga kelopak mata saya ini merah," ucapnya.

Gas air mata membuat para suporter berlarian untuk menyelamatkan diri dan berusaha keluar dari stadion. Pintu-pintu keluar pun dipenuhi oleh penonton.

"Awalnya saya mau keluar dari pintu 13. Tapi kondisinya di sana penuh," ungkapnya.

Dia lantas beralih ke pintu 14. Namun, kondisi di sana juga berdesak-desakan.

Saat itulah Kevia terjatuh dari anak tangga. Kakinya sempat terjepit di antara pagar anak tangga. Tubuhnya sempat terinjak-injak oleh suporter lain.

Kala itu, Kevia mengaku sudah pasrah.


Beruntung, dia diselamatkan oleh Aremania lainnya.

"Kaki saya ini lecet akibat terjepit pagar," tuturnya.

"Kemudian tangan dan kepala saya ditarik dari bawah," jelasnya.

"Saya terjatuh. Beruntung di bawah saya ada orang. Jadi tidak terasa sakit," terangnya.

Ketika terjatuh dari anak tangga, Kevia mendengar teriakan suporter yang berdesak-desakan untuk keluar dari tribune 14 Stadion Kanjuruhan.

"Tolong-tolong banyak orang menangis, teriak histeris, dan di situ saya hanya pasrah," kenangnya.

Beberapa hari setelah insiden tersebut, Kevia menjalani rawat jalan di rumahnya.

Sebagai penyintas, Kevia mengaku tidak trauma dengan tragedi Kanjuruhan.

"Ya saya cuma jengkel saja melihat polisi," bebernya.

Dia pun berharap agar kasus yang menewaskan 132 orang itu bisa diusut tuntas.

"Semoga keadilan di tragedi Stadion Kanjuruhan ini bisa ditegakkan, agar kasus ini diusut tuntas," harapnya.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah Kevia Naswa, Aremanita Saksi Hidup Tragedi Kanjuruhan, Kena Gas Air Mata Hingga Terjepit Pagar

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/13/191107078/mata-kevia-masih-merah-akibat-tragedi-kanjuruhan-tiap-3-jam-sekali-harus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke