Salin Artikel

Banjir dan Longsor di Desa Ranupane, Bupati Lumajang Minta Petani Terapkan Sistem Terasering

Banjir juga membuat rumah warga tertutup lumpur setinggi 40 centimeter. Endapan lumpur itu dibawa banjir yang menerjang permukiman.

Akibatnya, jalan penghubung Lumajang-Malang via Ranupane harus ditutup total.

Dampak banjir yang parah itu diduga terjadi akibat adanya lahan pertanian dengan tingkat kemiringan ekstrem di wilayah tersebut.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, masyarakat Ranupane yang beraktivitas sebagai petani harus mulai berbenah dengan mengubah konsep pertanian menjadi terasering.

Potensi bencana yang dimaksud adalah longsor karena tingkat kemiringan tanah yang curam.

"Kami minta kepada masyarakat agar pertanian terasering dilakukan untuk persawahan dengan lokasi kemiringan yang sangat terjal, karena kalau tidak ini akan membahayakan penduduk sendiri," kata Thoriq di Lumajang, Kamis (13/10/2022).

Thoriq menjelaskan, prioritas utama pemerintah adalah menjamin kebutuhan logistik masyarakat terdampak banjir dan longsor.

Selain itu, pembersihan akses jalan juga terus dikebut pemerintah untuk memudahkan pengiriman logistik dan lalu lintas warga.

"Beberapa rumah harus diperbaiki, jalan juga sudah dibersihkan, kebutuhan logistik juga kami sediakan, prinsipnya masyarakat terdampak kita tangani secepat mungkin," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/13/134806378/banjir-dan-longsor-di-desa-ranupane-bupati-lumajang-minta-petani-terapkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke