Salin Artikel

Kejadian Bencana Bertambah, Hujan Deras di Kota Batu Akibatkan Plengsengan Ambrol

Sebelumnya, tercatat terdapat tiga kejadian bencana dari dampak adanya hujan di Kota Batu.

Terakhir ada dua kejadian, yaitu, banjir di sekitar aliran Sungai Paron, Dusun Beru, Desa Bumiaji pada Sabtu (8/10/2022) pukul 00.02 WIB.

Kejadian itu mengakibatkan dinding penahan sungai jebol dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang 5 meter.

"Ambrol, akses memang terputus tapi karena sungai ini memang baru lagi pengerjaan untuk sudetan dari Kali Paron, sudah seminggu pengerjaan," kata warga sekitar, Jinung.

Menurut Jinung, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, banjir kerap melanda daerahnya. Dia mengatakan keadaan Sungai Paron yang dangkal mengakibatkan tidak mampu menampung aliran air hujan dengan intensitas tinggi.

"Kalinya itu enggak dalam, enggak tahu kenapa bisa begitu. Tahun lalu juga banjir, yang kena dampak parah di daerah perumahan sampai masuk ke rumah-rumah warga," katanya.

Sebelumnya, banjir juga terjadi di wilayah tersebut pada Jumat (7/10/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Ada sekitar 18 rumah dan 1 bangunan TPQ yang tergenang banjir dengan ketinggian sekitar 30 hingga 40 sentimeter. Yakni, di wilayah RT 1/ RW 6, kemudian RT 1/ RW 7 dan RT 2/ RW 7.

Namun, kondisi di wilayah tersebut saat ini, Sabtu (8/10/2022) siang, air sudah sudah surut dan beberapa material lumpur masih terlihat di jalan.

Selain itu, tampak di dalam Sungai Paron terlihat banyaknya tumpukan batu kali. Bahkan, warga di sekitar perumahan membuat tanggul sementara dari karung pasir untuk mengantisipasi banjir susulan.

Selanjutnya, hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan plengsengan ambrol dari rumah milik Gianto di RT 4/ RW 3, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (8/10/2022) sekitar pukul 00.30 WIB.

Plengsengan tersebut memiliki ukuran panjang 27 meter, lebar 30 centimeter dan tinggi 3 meter. Saat Kompas.com mendatangi lokasi terlihat warga melakukan kerja bakti dengan dibantu alat berat untuk membersihkan material yang ada.

"Suaranya seperti boom, dikira ada lindu (gempa), memang plengsengan lawas kalau hujan bahaya karena enggak ada besinya," katanya.

Tampak di sebelah rumah Gianto, juga terdapat plengsengan dari rumah milik Nur Hadi yang retak dan rawan ambrol.

Diberitakan sebelumnya, tiga desa di Kota Batu, Jawa Timur dilanda banjir disertai dengan hujan deras pada Jumat (7/10/2022). Masing-masing wilayah berada di Desa Tulungrejo, Desa Bumiaji dan Desa Sumberejo.

Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan untuk banjir yang tepatnya berada di Jalan Pangeran Diponegoro, Desa Tulungrejo terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.

Peristiwa itu disebabkan saluran drainase air tersumbat karena adanya material batu dan sampah sehingga meluber dan menggenangi jalan. Saluran drainase tersebut memiliki lebar 40 centimeter dan kedalaman 50 centimeter.

"Upaya yang dilakukan, dengan melakukan pembersihan saluran drainase yang tersumbat. Adanya banjir, juga sempat mengganggu arus lalu lintas kendaraan bermotor sehingga dilakukan buka - tutup jalan," kata Agung pada Jumat (7/10/2022).

Kemudian, kejadian banjir di Dusun Beru, Desa Bumiaji telah dilakukan upaya pembersihan material banjir lumpur secara manual dan menggunakan alat berat. Selain itu penyemprotan air di jalan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Batu.

BPBD Kota Batu juga telah merekomendasikan untuk dilakukan pembenahan atau normalisasi aliran Sungai Paron. Selain itu, pemantauan secara berkala debit air sungai terutama saat cuaca hujan.

"Ya, luapan banjir berupa lumpur akibat tersumbatnya saluran drainase untuk di Tulungrejo dan Sumberejo. Untuk di Bumiaji karena sumbatan di pintu air kali/ sungai Paron akibat sedimentasi, sampah dan kayu. Akan dilaksanakan normalisasi saluran/ sungai mengingat tingkat sedimentasi yang sangat tinggi di aliran tersebut," katanya.

Sedangkan banjir yang terjadi di Desa Sumberejo, Kota Batu tepatnya berada di RT 2/ RW 1, Jalan Terusan Metro, Dusun Santrean. Aliran air membawa material kayu yang menyumbat check dam sehingga aliran Sungai Sisim meluap.

Debit air Sungai Brantas di seberang Sungai Sisim naik dan mengakibatkan longsornya rumpun bambu sehingga mengakibatkan lahan pertanian milik Tumini terdampak.

Kerugian yang ada yakni, lahan pertanian milik Tumini ambrol tergerus aliran air dengan dimensi panjang 20 meter lebar 6 meter dan kedalaman 8 meter. Sedangkan, jalan yang tergenang air sepanjang 100 meter. Begitu juga dengan 4 rumah warga tergenang air.

Upaya juga sudah dilakukan pihaknya dengan membersihkan material luapan banjir di jalan.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/08/163518278/kejadian-bencana-bertambah-hujan-deras-di-kota-batu-akibatkan-plengsengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke